15 Orang Guru Dipecat Bersamaan, Siswa Wahid Hasyim 4 Gudo Demo

15 Orang Guru Dipecat Bersamaan, Siswa Wahid Hasyim 4 Gudo Demo Siswa demo sekolah tuntut pembatalan pemecatan 15 orang guru, kemarin. Foto:muhammad syafii/BANGSAONLINE


JOMBANG (bangsaonline) - Puluhan siswa SMA A Wahid Hasyim 4 Gudo, menggelar aksi di lingkungan sekolah, Senin (14/7). Mereka menuntut agar Ketua yayasan Wahid Hasyim menganulir keputusan Kepala Sekolah yang memecat 15 orang guru secara bersamaan.

Selain mendesak ketua yayasan mengembalikan 15 guru, siswa juga meminta agar Kepala Sekolah mengklarifikasi pemotongan dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang diterima siswa-siswi SMA A Wahid Hasim 4 Gudo ini. ’’Kembalikan guru-guru kami. Kembalikan uang BSM kami. Segera realisasikan BSM yang sudah cair untuk semester ini,’’ teriak seorang siswa peserta aksi.

Sekitar satu jam menggelar aksi, perwakilan para siswa ditemui pengurus Yayasan. Dialog digelar di dalam ruang laboratorium. Awalnya, tutur salah satu siswa, dalam dialog, sempat terjadi ketegangan antara siswa dan pihak Yayasan. "Tadi kami memang ditekan ketua yayasan, bahkan ada perkataan yang intinya pertanggungjawaban siswa atas aksi ini," ujar salah seorang sumber di lokasi.

Ia menjelaskan, dalam pertemuan itu, pihak yayasan tidak dapat memenuhi tuntutan siswa, terkait persoalan pemecatan 15 guru secara sepihak. "Sementara untuk persoalan pemotongan uang BSM yang dilakukan oknum kepala sekolah, pihak yayasan akan segera mengklarifikasinya," lanjut sumber, yang juga turut aksi para siswa ini.

Agus Efendi, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Abdul Aziz Al Ma’ruf yang menaungi SMA Wahid Hasyim 4 Gudo, mengatakan, apa yang dilakukan para siswa SMA A Wahid Hasyim ini sudah melebihi kapasitasnya sebagai seorang siswa. Pasalnya, persoalan pemecatan 15 guru beberapa waktu lalu, merupakan hak dan wewenangnya selaku ketua yayasan yang menaungi sekolah ini.

Dia menjelaskan, kebijakan yang diambil pengurus yayasan untuk memecat 15 guru pengajar disaat yang bersamaan itu, bukannya tanpa sebab. ’’Ini bukan tanpa sebab begitu saja, namun ada dasar-dasar yang kami jadikan landasan. Kami juga sudah mengantisipasi adanya kemungkinan-kemungkinan yang terjadi menyangkut proses belajar mengajar akibat pemecatan 15 guru ini," jelasnya.

Terkait penyunatan uang batuan BSM bagi siswa-siswi SMA A Wahid Hasyim 4 Gudo ini, Agus pun menyatakan jika persoalan tersebut sudah selesai. ’’Memang sudah melalui prosedur, untuk BSM kami usulkan dan kami salurkan untuk belajar mengajar mereka di sekolah. Jadi selama proses belajar di SMA A Wahid Hasyim 4 Gudo, kebutuhan mereka selama belajar kita penuhi melalui BSM. Karena BSM peruntukannya untuk itu,’’ terangnya.

Untuk itu, pemotongan tersebut dilakukan pihak sekolah. Karena memang BSM itu, tidak untuk diberikan langsung kepada siswa atau pun wali murid, melainkan untuk biaya operasional di sekolah. ’’Ya pemotongan itu untuk kebutuhannya di sekolah, misalnya bayar SPP tiap bulan, atau beli buku, dan lainnya. Untuk siswa yang menerima BSM itu langsung kami potong, dan untuk perinciannya, akan kami sampaikan pada akhir tahun,’’ ungkapnya.

Agus menyatakan, pihaknya sendiri tidak mengetahui berapa besaran pemotongan yang dilakukan oknum kepala sekolah SMA A Wahid Hasyim 4 Gudo ini. ’’Saya kurang tahu. Namun memang sudah ada kesepakatan anatara siswa dan kepala sekolah. Takutnya, jika uang tersebut diberikan ke siswa atau wali murid, takutnya kebutuhan sekolah tidak terpenuhi, sehingga dikelola pihak sekolah,’’ pungkasnya.