JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Halaqah Internasional yang akan digelar Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor pada Minggu-Senin (21-22/5/2017) di GOR Hasbullah Said Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas Jombang siap dilaksanakan. Jelang pelaksanaan besok, hampir seluruh narasumber dari berbagai Negara sudah tiba di Indonesia.
Ketua Panitia Halaqah Internasional PP GP Ansor, Sholahul Am Notobuwono (Gus Aam) mengatakan, hampir semua pembicara sudah ada di Indonesia. Bahkan sudah ada yang berada di Kabupaten Jombang, Jawa Timur yang tak lain lokasi acara. “Yang sudah tiba di Indonesia pembicara dari Amerika Serikat, Singapura, Yordania, Mesir, Austria, dan Syiria. Beliau-beliau (pembicara, red) sebagian masih di Jakarta. Nanti sore kami jemput ke Surabaya. Ada juga yang sudah menginap di hotel sini (Jombang),” kata Gus Aam, Sabtu (20/5/2017).
Baca Juga: Napak Tilas Jejak Santri, Ratusan Banser di Jombang Kirab Merah Putih 300 Meter
Adapun pembicara dari luar negeri yang diundang untuk menghadiri acara bertema “Menuju Rekontekstualisasi Islam Demi Perdamaian Dunia dan Harmoni Peradaban” ini di antaranya Syeikh Kabir Helminski (Kentucky USA), Shuhaib Benseikh (Marseille, Prancis), Syeikh Ahmed (Abbadi, Maroko), C Holland Taylor (Bayt Ar Rahmah, USA), dan Magnus Ranstorp (Stockholm, Swedia).
Selanjutnya yakni Syeikh Mohammed Abu El Fadl (Kairo, Mesir), Ash Shisty (India), Syeikh Amru Wardani (Kairo, Mesir), Mouhanad Khorchide (University Of Munster, Jerman), dan perwakilan dari Malaysia.
Terkait kesiapan panitia, Gus Aam menyatakan sudah 90 persen tertata. “Kesiapan lokasi acara, penginapan tamu, administrasi, teknis yang berkaitan dengan acara juga sudah hampir semuanya ready. Secara keseluruhan 90 persen siap,” ujarnya.
Baca Juga: Gandeng LBH Ansor dan KPAI, Pemkot Mojokerto Gelar Penyuluhan Hukum
Menurut Gus Aam yang juga mantan Ketua PC GP Ansor Jombang ini, acara yang bekerjasama dengan Pengurus Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Jombang itu akan membahas persoalan negara-bangsa yang terjadi di berbagai negara berkaitan dengan interaksi muslim dan non-muslim. Di samping itu, pergerakan golongan-golongan yang berpotensi mengancam keutuhan berbangsa dan bernegara juga akan menjadi salah satu poin pembahasan dalam forum tersebut.
“Kalau untuk peserta, kami batasi hanya 400 orang. Terdiri dari utusan Ansor dari seluruh Indonesia, akademisi dari berbagai perguruan tinggi, pejabat pemerintahan, para kiai dari Pondok Pesantren, dan Badan Otonom (banom) NU,” beber Gus Aam. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News