Wereng Padi Libas Padi Petani di Mojokerto

Wereng Padi Libas Padi Petani di Mojokerto Tanaman petani mati disikat wereng.

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Meski hujan masih sering turun, petani di Kabupaten Mojokerto merana. Pasalnya, tanaman padi mereka rusak diserang hama wereng. Tak pelak, musibah ini membuat banyak petani yang merugi akibat turunnya produksi dan gagal panen.

Sa'roni (63), salah satu petani Desa Medali, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, mengungkapkan, serangan hama wereng hampir merata pada tanaman padi. Di Desa Medali, sekarang ini sudah 50 persen tanaman padi terserang wereng.

Baca Juga: Wujudkan Kesejahteraan Petani, Gus Barra Undang Pakar Pertanian

"Dari sekitar 147 hektar tanaman padi di sini, sudah sekitar 50 persen tanaman padi yang sudah terserang wereng," kata Sa'roni, Jumat (9/7).

Hama wereng ini menyerang tanaman padi dalam hitungan jam saja. Tanaman padi yang terserang tidak lama mati dan mengering. "Wereng menyerang tanaman yang baru berumur dua bulan, saat tanaman belum mengeluarkan buliran padi. Kalau pun tanaman sudah mulai ada buliran padi, tidak ada isinya dan tidak bisa jadi gabah," kata Sa'roni.

Akibat serangan tersebut, dipastikan para petani gagal panen dan merugi. Sebab biaya bibit dan operasional tidak sebanding dengan hasilnya.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Ajak Poktan Terapkan Manajemen Tanaman Sehat

"Untuk biaya bibit dan operasional per hektar bisa sampai Rp 8 juta. Kalau tanaman padi dan hasilnya bagus bisa menghasilkan 6 - 6,5 ton gabah, senilai sekitar Rp 18 juta. Tapi kalau sudah diserang hama wereng, hasilnya bisa menurun sampai 2 ton, dan itu tidak bisa menutupi biaya operasional," terang Sa'roni.

Para petani sudah berupaya melakukan penanggulangan dengan cara menyemprotkan obat. Namun hasilnya tidak bisa maksimal karena serangan hama wereng dalam hitungan jam.

"Para petani sudah melakukan penyemprotan, tapi serangan wereng sangat cepat. Satu petak tanaman padi seluar 100 meter persegi, bisa mati diserang wereng tidak sampai dua minggu," tambah Sa'roni.

Baca Juga: Ngopi Bareng Masyarakat Pinggir Hutan, Gus Barra Serap Aspirasi

Para petani mengeluh karena belum ada upaya dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian. Padahal sudah beberpa kali mengadu ke Petugas Penyuluh Lapangan dan Perugas yang menangani hama pertanian Dinas Pertanian, namun belum ada tindakan.

"Kami melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan) sudah mengadu ke Dinas terkait, tapi sampai sekarang belum ada rindakan dan upaya penanggulangan," ucap Sa'roni. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO