Reses Anggota DPRD Jatim, Hidayat Diwaduli Kelangkaan Pupuk

Reses Anggota DPRD Jatim, Hidayat Diwaduli Kelangkaan Pupuk Anggota DPRD Jatim, Hidayat (pakai peci), ketika menerima curhatan petani di Temu Giring, Desa Batan Krajan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Foto: YUDI EKO PURNOMO/BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Anggota DPRD Jatim, Hidayat, mengadakan reses ke Dusun Temu Giring, Desa Batan Krajan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten . Agenda tersebut jadi ajang curhat kaum . Mereka mempertanyakan penyebab kelangkaan pupuk selama dua tahun terakhir yang berimbas pada menurunnya hasil produksi produsen pangan di tingkat hulu. 

"Kami tebu sekarang kok kesulitan mendapatkan pupuk, beda dengan dulu. Untuk mendapatkan pupuk subsidi, harus beli paketan, padahal untuk membeli di luar itu sangat mahal. Itu karena apa, bagaimana solusinya," keluh seorang dari desa setempat, Khusnul Fatimah, Rabu (3/11).

Baca Juga: Penumpang Motor Tewas Usai Terlindas Truk yang Akan Menyalip di Simpang Lima Krian

Menjawab keluhan , Hidayat mengungkapkan bahwa kelangkaan pupuk telah jadi persoalan nasional dan sangat berpengaruh terhadap di . Menurut dia, hal ini terjadi karena pengurangan stok yang dilakukan pemerintah sejak tahun lalu. 

"Pemerintah sebenarnya telah menyiapkan 19 juta ton. Tapi karena corona, uang untuk pupuk bersubsidi dikurangi sampai 13 juta ton," kata Hidayat.

"Uangnya dialihkan untuk vaksin, nakes dan lain-lain," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: DPRD Kabupaten Mojokerto Umumkan Bupati dan Wabup Terpilih Hasil Pilkada 2024

Tahun depan, kata Hidayat, dana pupuk sudah dikembalikan untuk subsidi pupuk. Dengan demikian, persoalan pupuk di tidak kembali terjadi.

"Jadi berikutnya InsyaAllah persoalan pupuk sudah lancar," ucap Hidayat

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten , Sujatmiko, mengungkapkan sejumlah alasan mengenai penyebab kelangkaan pupuk di wilayahnya. Anggota Komisi II DPRD setempat itu juga hadir dalam agenda tersebut

Baca Juga: Mantan Kades Mojowono Jadi Tersangka Korupsi Proyek PJU

"Hampir semua daerah di persoalannya sama, pupuk langka. Sementara pupuk nonsubsidi sangat mahal. Persoalan sama, anggaran kita kena refocusing," urai Sujatmiko.

Politikus dari Fraksi Gerindra itu mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar sidak ke gudang pupuk ke Petrokimia. Menurut Sujatmiko, akibat dari kelangkaan pupuk hasil produksi menurun tajam, dan ini bertentangan dengan harapan bupati yang ingin menjadikan Kabupaten sebagai lumbung pangan.

"Stok pupuk bersubsidi di Petro ternyata banyak sekali, dan yang jadi kendala adalah persoalan krusial, pemerintah tidak beli. Dalam pembahasan APBD minggu depan akan kami sampaikan persoalan ini," kata Sujatmiko. (yep/mar) 

Baca Juga: Rumah Anggota Polisi di Mojokerto Meledak hingga Tewaskan Ibu dan Anak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Musim Kemarau Tahun ini Tak Sesuai Harapan Pengrajin Batu Bata Merah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO