MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Anggota DPRD Jatim, Hidayat, mengadakan reses ke Dusun Temu Giring, Desa Batan Krajan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Agenda tersebut jadi ajang curhat kaum petani. Mereka mempertanyakan penyebab kelangkaan pupuk selama dua tahun terakhir yang berimbas pada menurunnya hasil produksi produsen pangan di tingkat hulu.
"Kami petani tebu sekarang kok kesulitan mendapatkan pupuk, beda dengan dulu. Untuk mendapatkan pupuk subsidi, harus beli paketan, padahal untuk membeli di luar itu sangat mahal. Itu karena apa, bagaimana solusinya," keluh seorang petani dari desa setempat, Khusnul Fatimah, Rabu (3/11).
Baca Juga: Sarasehan HUT ke-76, Pataka Kodam V Brawijaya Dijamas 7 Sumber Mata Air Kerjaan Majapahit
Menjawab keluhan petani, Hidayat mengungkapkan bahwa kelangkaan pupuk telah jadi persoalan nasional dan sangat berpengaruh terhadap petani di Mojokerto. Menurut dia, hal ini terjadi karena pengurangan stok yang dilakukan pemerintah sejak tahun lalu.
"Pemerintah sebenarnya telah menyiapkan 19 juta ton. Tapi karena corona, uang untuk pupuk bersubsidi dikurangi sampai 13 juta ton," kata Hidayat.
"Uangnya dialihkan untuk vaksin, nakes dan lain-lain," tuturnya menambahkan.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Berangkatkan 6.596 Peserta Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya
Tahun depan, kata Hidayat, dana pupuk sudah dikembalikan untuk subsidi pupuk. Dengan demikian, persoalan pupuk di Mojokerto tidak kembali terjadi.
"Jadi berikutnya InsyaAllah persoalan pupuk sudah lancar," ucap Hidayat
Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Sujatmiko, mengungkapkan sejumlah alasan mengenai penyebab kelangkaan pupuk di wilayahnya. Anggota Komisi II DPRD setempat itu juga hadir dalam agenda tersebut
Baca Juga: Khofifah dan Gus Barra Bagikan Nasi Bungkus kepada Korban Banjir di Mojokerto
"Hampir semua daerah di Mojokerto persoalannya sama, pupuk langka. Sementara pupuk nonsubsidi sangat mahal. Persoalan sama, anggaran kita kena refocusing," urai Sujatmiko.
Politikus dari Fraksi Gerindra itu mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar sidak ke gudang pupuk ke Petrokimia. Menurut Sujatmiko, akibat dari kelangkaan pupuk hasil produksi petani menurun tajam, dan ini bertentangan dengan harapan bupati yang ingin menjadikan Kabupaten Mojokerto sebagai lumbung pangan.
"Stok pupuk bersubsidi di Petro ternyata banyak sekali, dan yang jadi kendala adalah persoalan krusial, pemerintah tidak beli. Dalam pembahasan APBD minggu depan akan kami sampaikan persoalan ini," kata Sujatmiko. (yep/mar)
Baca Juga: Wabup Mojokerto Hadiri Paripurna Penyampaian Nota Penjelasan 5 (Lima) Raperda Inisiatif DPRD
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News