JAKARTA (bangsaonline)- Hasil real count KPU untuk sementara menunjukkan bahwa pasangan capres no 2 Jokowi-JK menang atas capres no 1 Prabowo-Hatta Radjasa. Hingga pukul 22.41 WIB, Jumat, 18 Juli 2014,Jokowi-JK mendulang 51.35 % suara sedang Prabowo Hatta 48.65 % suara. Real count ini didasarkan pada DB1 yang terverivikasi. Yang jelas, perkembangan suara ini terus bergerak.
Jokowi-JK menang di wilayah: Bali, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sumatera Utara.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Sedang Prabowo-JK menang di Aceh, Gorontalo, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan. Melihat fakta ini insyaallah Jokowi-JK memenangkan pertarungan pilpres 2014 ini. Karena data yang masuk sudah mencapai 83.30 %. Biasanya jika data sudah masuk di atas 80 % sulit perhitungan itu berubah.
Hasil real count RRI Jokowi-JK juga menang. Jokowi-JK dapat 52.51 % sedang Prabowo 47.49 %. Data yang masuk versi RRI bahkan sudah mencapai 99.30 %. Praktis Jokowi-JK menang. Data-data ini dipampang di laman detik.com dan website-website lain secara terbuka.
Meski demikian penentuan siapa yang bakal menang akan ditentukan KPU pada 22 Juli mendatang. Karena itu banyak pihak yang was-was pada hari itu terjadi keributan dan pengerahan massa. Namun Kepala Kepolisian RI, Jenderal Sutarman mengatakan, dua kubu relawan capres-cawapres akan menggelar deklarasi damai menyambut pengumuman hasil pilpres pada 22 Juli nanti.
Baca Juga: Vinanda-Gus Qowim dapat Pesan Peningkatan Industri Pariwisata dari Jokowi
Menurut Sutarman, Jumat pagi (18 Juli)dua kubu relawan masing-masing capres bertemu dengan Kapolri. "Tadi (Jumat kemarin, red) sudah datang kedua belah pihak, relawan pendukung nomor 1 dan relawan pendukung nomor 2, sudah ketemu di kantor saya tadi jam 8 dan mengundang saya untuk besok sore untuk menyaksikan deklarasi damai," kata Sutarman saat pelepasan tim pemantau arus mudik di gedung NTMC Korps Lantas Polri, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.
Kepolisian memang akan all out untuk mengamankan pengumuman tangggal 22 Juli itu. Kepolisian bahkan akan menerapkan pengamanan ketat di gedung Komisi Pemilihan Umum pada hari pengumuman hasil pemilihan presiden, 22 Juli 2014. Sutarman menyatakan jumlah personel yang akan diturunkan lebih dari 2.000 anggota.
"Kalau selama ini hanya ada tiga lapis, sekarang empat lapis," ujar Sutarman selepas pertemuan tertutup di gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Juli 2014. Dalam pengamanan empat lapis itu, Sutarman mengatakan, kepolisian juga dibantu oleh personel Tentara Nasional Indonesia. Namun, mantan Kepala Bareskrim Polri ini tak merinci jumlahnya. "Disiapkan juga TNI," ucap dia.
Baca Juga: Warisan Buruk Jokowi Berpotensi Berlanjut, Greenpeace Lantang Ajak Masyarakat Awasi Prabowo-Gibran
Sutarman pun berharap, pada hari pengumuman pilpres nanti, tidak ada aksi teror. "Mudah-mudahan dalam pelaksanaan besok tidak ada. Pelaku teroris di Indonesia sudah terus diikuti polisi," ujar bekas Kepala Polda Metro Jaya itu.
Sebelumnya beredar isu bahwa KPU akan dikepung massa. Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal mengatakan 10 ribu buruh akan menyambangi KPU pada hari pengumuman pilpres. Namun rencana ini mendapat kecaman dari para buruh yang tergabung dalam Komite Politik Buruh Indonesia.
Menurut Surya Tjandra, anggota KPBI, pengerahan massa dalam jumlah besar bisa mengganggu kondisi yang sudah kondusif. Hal ini juga dikhawatirkan akan menghadirkan suasana tak nyaman dan ketakutan bagi masyarakat.
Baca Juga: Di Banyuwangi, Khofifah Ucapkan Selamat untuk Prabowo dan Gibran
Calon wakil presiden Jusuf Kalla menjamin tidak akan ada pengerahan massa saat pengumuman pemenang pilpres pada 22 Juli yang akan datang. "Ya kami sudah sepakat, tidak ada bawa pengerahan massa 22 Juli nanti," kata politisi yang akrab disapa JK ini di kantor pusat Palang Merah Indonesia, jalan Gatot Subroto, Jakarta kemarin.
Apabila nantinya ada massa yang tetap turun di tanggal 22, JK menyebut itu bukan dari kubu capres-cawapres Joko Widodo (Jokowi)-JK. "Kalau ada yang datang mungkin itu bukan kami, kami sudah sepakat tidak ada yang bawa massa. Kalaupun ada itu bukan kita. Mungkin itu penyusupan," tambah JK.
Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla sudah memberikan intruksi khusus bagi pengurus dan kader partai pendukungnya untuk tidak turun ke jalan pada 22 Juli mendatang. Mereka juga dilarang datang ke kantor Komisi Pemilihan Umum di jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat saat penetapan hasil Pilpres nanti.
Baca Juga: Di Penghujung Jabatan Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Gebuki Mafia Tanah
"Kepada struktural partai dilarang keras turun ke jalan dalam merayakan kemenangan capres Bapak Jokowi dan cawapres Bapak Jusuf Kalla," kata Ketua Tim Pemenangan Jokowi-JK, Tjahjo Kumolo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News