JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kabupaten Jombang dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kabupaten Jombang menandatangani perjanjian kerjasama (MoU) pemenangan pasangan calon bupati (cabup)-calon wakil bupati (cawabup) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 mendatang.
Dua partai ini secara tersirat ingin menyandingkan Nyono Suharli Wihandoko (bupati Jombang sekarang) sebagai Cabup, sedangkan cawabupnya figur dari PDI-P. Meski begitu, kesepakatan koalisi Cabup-Cawabup masih belum tertuang secara gamblang dalam perjanjian tersebut.
Baca Juga: Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga 'Kerpek' Catatan Warnai Debat Terakhir Pilbup Jombang 2024
MoU ini ditandatangani Ketua DPD Golkar Jombang, Tjaturina Yuliastuti, sedangkan PDIP diwakili H Marsaid yang tak lain Ketua DPC partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Penandatanganan kesepakatan tersebut disaksikan sekaligus disetujui Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur Nyono Suharli Wihandoko dan Sekretaris DPW PDIP Sri Untari yang ikut membubuhkan tandatangan.
Tjaturina saat menyampaikan sambutan mengatakan, pihaknya sudah melakukan kajian di internal partai sebelum mengambil keputusan penandatanganan MoU dengan PDIP. “Kami sepakat membangun Jombang. Makanya hari ini Golkar dan PDIP menandatangani kesepakatan kerjasama untuk menghadapi pilbup 2018,” kata Tjaturina yang tak lain istri Ketua DPD Golkar Jatim itu.
Ketua DPC PDIP Jombang, Marsaid menambahkan, MoU tersebut bukan muncul secara tiba-tiba, namun melalui dinamika yang cukup panjang. Menurutnya, selama bupati Nyono memimpin Jombang selama empat tahun berjalan ini, program-programnya senafas dengan PDIP.
Baca Juga: Kasus Hibah Pokmas APBD Jatim, Anak Cabup Jombang Mundjidah Dipanggil KPK
“Di antaranya, kebijakan pemberian MSD (mobil siaga desa) ke pemerintahan desa dan pemberian kendaraan (sepeda motor) untuk tiga pilar. Kami dari PDIP mendukung program tersebut. Puncak dari dinamika itu, kami melakukan MoU,” kata Marsaid.
Sri Untari menjelaskan, pihaknya telah menerima aspirasi dari DPC PDIP Jombang, bahwa selama ini terbangun kerjasama yang baik antara eksekutif dengan kader PDIP yang ada di legislatif. Sehingga muncullah keputusan untuk melanjutkan kerjasama tersebut dalam periode Bupati-Wabup 2018-2023. “Hal-hal yang baik ini tidak boleh berhenti hanya pada periode bupati (Nyono) yang sekarang ini. Tapi menjadi berkelanjutan,” ujar Untari kepada awak media dalam kesempatan tersebut.
Terkait konkrit koalisi Golkar-PDIP, Untari menyatakan, mendukung Nyono sebagai Cabup Jombang 2018. Sedangkan Cawabupnya dari kader PDI-P. “Golkar akan menjadi bupatinya (Nyono), sambil menunggu rekomendasi dari DPP Golkar. PDIP sepakat untuk menjadi wakil bupatinya, tapi siapa nama yang akan kita sebut, kita belum bisa sampaikan sekarang, karena itu wewenangnya ibu ketua umum (Megawati). Insyaallah akhir bulan Agustus rekomendasi dari DPP akan selesai, akan muncul nama,” ungkapnya. (rom)
Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News