Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga 'Kerpek' Catatan Warnai Debat Terakhir Pilbup Jombang 2024

Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga Debat terakhir Pilkada Jombang yang diselenggarakan KPU

JOMBANG,BANGSAONLINE.com - Komisi Pemilihan Umum () Kabupaten Jombang, menggelar debat terakhir pemilihan kepala daerah (pilkada) di Hotel Yusro Jombang, pada Sabtu (16/11/24) malam.

Dalam debat tersebut, terdapat momen menarik saat kedua Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 1 Mundjidah Wahab-Sumrambah dengan Paslon nomor urut 2 Warsubi - KH Salmanudin Yazid. Mereka saling sindir soal , hingga catatan yang dibawa ke panggung.

Baca Juga: Kasus Hibah Pokmas APBD Jatim, Anak Cabup Jombang Mundjidah Dipanggil KPK

Saat itu, Mundjidah bertanya ke Paslon nomor urut 2 soal berapa target Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yang bisa dicapai Jombang dan bagaimana apa strategi yang akan dilakukan? Mengingat IPKM angka nasional adalah 0,7.

Yang membuat riuh, saat Mundjidah melontarkan pertanyaan kedua kepada Paslon nomor urut 2 soal penangan

Putri pendiri Nahdlatul Ulama () KH. Abdul Wahab Hasbullah ini juga menyinggung Desa Mojokrapak yang pernah dipimpin Warsubi menjadi daerah Lokus Stunting di Jombang.

Baca Juga: Kapolres Kediri Kota Bersama Dandim 0809 Cek Kesiapan Logistik Pilkada 2024 di Gudang KPU

"Bagaimana cara anda mengatasi ? Mengingat desa yang pernah anda pimpin yakni Desa Mojokrapak, menjadi daerah Lokus ," tanya Mundjidah.

Sontak pertanyaan tersebut membuat pendukung Paslon nomer urut 1 bersorak sorai. Mendapatkan pertanyaan tersebut, Warsubi pun diberikan waktu untuk menjawab pertanyaan yang dipertanyakan oleh Mundjidah.

"Stunting bukan hanya menjadi tanggung jawab kepala desa saja, namun juga menjadi tanggung jawab bupati selaku pemegang anggaran," jawab Warsubi tegas.

Baca Juga: Rutan Perempuan Kelas IIA Surabaya Mulai Sosialisasikan Tahapan Pilkada 2024 ke Warga Binaan

Pengusaha kaya raya ini juga menjawab soal Desa Mojokrapak yang menjadi Lokus Stunting. 

Di mana, ia menyebut penanganan di Desa Mojokrapak masih lebih baik jika dibandingkan dengan rata-rata kabupaten.

"Dari tahun 2021 ada 30 kasus, 2022 ada 22 kasus, 2023 ada 15 kasus. Dari jumlah balita sebanyak 376. Berarti ada 3,9 persen dari kasus yang ada di Desa Mojokrapak nya. Kalau dilihat dari Kabupaten Jombang ada 73 ribu yang mengalami dari kelahiran 37 ribu balita. Dan yang mengalami ada 3.633. berarti ada 4,9 persen," ucapnya.

Baca Juga: Pemilih PDIP dan Demokrat di Jombang Terbelah, Dukung Warsubi-Salman pada Pilkada 2024

"Hal itu menunjukkan, penanganan di Desa Mojokrapak masih baik dibandingkan dengan rata-rata kabupaten," tegas Warsubi.

Bagi Warsubi, penanganan ini begitu penting. Menurutnya pertumbuhan anak-anak harus diperhatikan.

Karena itu, ia menilai pertumbuhan tulang pada anak harus diperbaiki, perlu diberikan makan tambahan bergizi.

Baca Juga: Debat Publik Terakhir Pilwali Blitar Gunakan Bahasa Jawa

Usai Warsubi menjawab pertanyaan yang dilontarkan Mundjidah Wahab, moderator memberikan kesempatan kepala Paslon nomor urut 1 untuk merespon jawaban Warsubi.

Sumrambah, menjadi perwakilan dari Paslon nomor urut 1 yang merespon jawaban Warsubi. Respon yang diberikan Sumrambah semakin membuat riuh seisi Ballroom Hotel Yusro lantaran Sumrambah menyinggung soal catatan.

"Saya menikmati debat-debat di akhir ini. Bagaimana kami bisa menikmati debat kalau semua jawaban hanya bisa membaca, sedangkan kami berpikir untuk menjawabnya.

Baca Juga: Debat Ketiga Pilbup Situbondo 2024 Masih Dievaluasi KPU, Ada Potensi Ditunda

"Ada hal menarik, Surat Keputusan (SK) Bupati Nomor 188.4.45/79/415.10.1.3/2024 tentang Lokus Prioritas Percepatan Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten Jombang. Bahwa Lokus nomor 1 ada di Rejoagung, Watugaluh, dan nomor 5 ada di Desa Mojokrapak," lanjut Sumrambah.

Jawaban itu lalu disambut sorak Sorai pendukung Paslon Mundjidah-Sumrambah. Moderator pun sampai harus memberikan perhatian agar audiens bisa lebih tenang. 

Usai Sumrambah merespon, moderator kemudian memberikan kembali Paslon nomor urut 2 untuk kembali merespon pernyataan dari Paslon nomor urut 1.

Baca Juga: Jelang Debat Publik Terakhir Pilbup Kediri 2024, KPU Gelar Media Briefing

Kini bukan Warsubi, tapi Gus Salman yang maju untuk memberikan respon dari pernyataan yang dilontarkan Sumrambah.

Gus Salman merespon dengan menyinggung juga soal catatan. Ia mengatakan, jika catatannya lebih sedikit.

"Kalau masalah 'ngerepek' ya sama saja, malah catatan saya 'mek titik'. Tinggal 'ngerepek'nya tepat atau tidak, gitu saja," kata pria yang pernah menjabat sebagai ketua PC Jombang periode 2017-2022 ini.

Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, Dinkes Kota Batu Bidik Sekolah Gelar Aksi Bergizi

Jawaban Gus Salman tersebut juga disambut riuh pendukung Paslon nomor urut 2. Mereka bertepuk tangan, berteriak mendengar jawaban Gus Salman. 

Tak sampai disitu, sang Calon Bupati (Cabup) Warsubi kemudian mempertebal jawaban Gus Salman.

Warsubi kembali menambahkan sebuah pernyataan mengenai penanganan di Desa Mojokrapak yang pernah ia pimpin. Dirinya mengatakan jika di Desa Mojokrapak sudah turun banyak

"Stunting di Desa Mojokrapak sudah turun banyak melebihi rata-rata kabupaten. Kami punya data dari bidan desa, dari posyandu. Di Mojokrapak ada 9 posyandu balita, 1 posyandu remaja dan 1 posyandu lansia, dan 1 posyandu jiwa," jelasnya.

"Semua sudah kami aktifkan, untuk membantu masyarakat. Intinya di skala yang lebih besar harus diselesaikan, bukan hanya tugas kepala desa, ini tanggung jawab kita semua terlebih untuk bupati. Karena memegang anggaran dan kebijakan," pungkas Warsubi menutup pernyataannya.

Jawaban Warsubi itu menjadi penutup momen menarik yang terjadi di debat terkahir 2024. Debat ini menjadi debat terkahir menjelang hari pencoblosan yang akan digelar pada 27 November 2024. (aan/van)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Gila NU dan Orang NU Gila, Anekdot Gus Dur Edisi Ramadan (16)':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO