JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Upacara proklamasi HUT kemerdekaan RI ke-72 yang digelar di Alun-Alun Kabupaten Jombang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Usai pelaksanaan upacara, ada drama kolosal peristiwa peperangan Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Tentara Pelajar Republik Indonesia (TRIP) bersama rakyat bahu membahu melawan agresi militer belanda dan inggris, Kamis (17/8/2017).
Dalam pantauan Bangsaonline.com, setelah upacara ditutup, sejumlah pemeran drama langsung mengambil posisi untuk memulai penampilannya. Sodiodrama yang ditampilkan menggambarkan kedamaian rakyat Indonesia yang diusik oleh sikap kesewenangan Belanda dan Inggris.
Baca Juga: Banjir di Jombang Tak Kunjung Surut, Jumlah Pengungsi Bertambah
Bahkan sikap kesewenangan tentara sekutu tersebut juga melakukan tindakan tidak berperikemanusiaan kepada seluruh rakyat Indonesia. Penjajah itu merampas seluruh harta kekayaan rakyat Indonesia.
Selang beberapa waktu, rakyat Indonesia bersepakat melakukan perlawanan terhadap para penjajah. Mereka bersatu berperang bersama-sama hingga akhirnya kemerdekaan itu diraih.
Baca Juga: Kejagung Tangani Kasus Dugaan Oknum Jaksa Terima Suap di Jombang
“Tujuan sosiodrama perang ini untuk menumbuhkan kembali, dan memperkuat nasionalisme rakyat Indonesia, terutama warga Jombang untuk lebih mencintai negara dan bangsanya. Sebab wilayah jombang dulu adalah basis pelarian dan persembunyian tentara republik saat terdesak usai pecah perang 10 November di Surabaya,” ujar Bupati Jombang, Nyono Suharli Wihandoko kepada awak media usai acara.
Ia menambahkan, ada tokoh besut yang menjadi pelopor perlawanan yang dilakukan warga Jombang. “Iya, Besut kita gambarkan menjadi tokoh utama sebagai pemersatu warga Jombang berperang merebut kemerdekaan di Jombang,” pungkas Nyono. (rom)
Baca Juga: Afvour Watudakon Jombang Meluap, Ratusan Rumah Warga Terendam
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News