SURABAYA (bangsaonline) - Provinsi Jawa Timur mempunyai andil besar terhadap kemenangan Jokowi-JK. Bahkan menjadi provinsi penentu kemenangan Jokowi-JK atas pasangan Prabowo-Hatta.
Keberhasilan pasangan nomor urut 2 itu mendulang 11.669.313 suara di Jawa Timur selain karena popularitas Jokowi juga didukung oleh kemampuan dari Khofifah Indar Parawansa selaku tokoh NU memberikan suara pada Jokowi dengan merangkul suara arus bawah masyarakat Jatim, terutama dari kalangan santri dan Nahdliyin.
Baca Juga: Ngalap Berkah Lewat Sholawatan di Bangkalan, Khofifah Ajak Warga Tak Golput
Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Airlangga Pribadi menjelaskan, kemampuan Ketua Umum Muslimat NU itu membangun silaturahim yang baik dengan kalangan kiai juga punya andil besar diterimanya figur Jokowi di kalangan pesantren.
"Jawa Timur adalah basis santri, sehingga siapa yang mendapat dukungan dari kalangan santri maka wajar memenangkan pilpres di Jatim. Karena itu kemampuan khofifah merangkul basis massa santri dan kiai adalah kunci kemenangan Jokowi. Apalagi mengingat bahwa Jatim adalah kunci dari pertarungan pilpres," urai kandidat Doktor Ilmu Politik dari Murdoch University, Australia, tersebut.
Sementara Koordinator Relawan Koalisi Rakyat Bersatu untuk Pemenangan Jokowi-JK (Kirab Jokowi-JK) Ari Kusuma mengungkapkan, relawan yang dipimpinnya menghimpun para relawan Khofifah pada Pilgub 2013 yang satu visi mendukung Jokowi-JK pada pilpres. Ari juga mengakui figur Khofifah menjadi alat pemersatu diantara para relawan Kirab Jokowi-JK.
Baca Juga: Gelar Doa Bersama Sambut Kemenangan, Puluhan Ribu Masyarakat Siap Kawal Suara Khofifah-Emil
"Jaringan relawan pendukung Khofifah pada Pilgub Jatim 2013 lalu masih solid. Karena itu keputusan Khofifah mendukung Jokowi-JK dalam pilpres 2014, mendorong para simpul relawan untuk kembali bergerak di bawah untuk memenangkan Jokowi-JK," ujar mantan Ketua Relawan Pemenangan Khofifah-Herman itu.
Untuk diketahui, Khofifah yang pada Pilgub Jatim tahun 2013 berpasangan dengan Irjen Pol (pur) Herman Surjadi Soemawiredja berhasil meraih 6.525.015 suara. Jumlah itu dinilai luar biasa meskipun selisih 1,6 juta suara dengan incumbent Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa), karena proses pencalonan Khofifah tidak berjalan mulus. Bahkan KPU Jatim sempat mencoret keikutsertaan Khofifah dalam Pilgub sebelum akhirnya Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang diketuai Prof. Jimly Asshidiqqie mengembalikan hak konstitusi Khofifah sebagai Calon Gubernur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News