SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Puluhan aktivis Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur melaporkan akun Facebook Dandhy Dwi Laksono ke Subdit Cyber Crime Polda Jawa Timur, Rabu (6/9). Laporan itu dilayangkan menyusul status berupa opini berjudul Aung San Suu Kyi dan Megawati yang diunggah akun tersebut beberapa hari sebelumnya.
Ketua DPD Repdem Jatim Abdi Edison mengatakan, ia dan sejumlah aktivis Repdem selaku organisasi massa sayap dari PDI Perjuangan mengaku tidak terima lantaran Megawati Soekarno Putri disamakan dengan Aung San Suu Kyi yang dianggap membiarkan pembantaian militer terhadap etnis Rohingya.
Baca Juga: Kesepian Ditinggal Istri, Pria di Surabaya Ngaku Dapat Bisikan Gaib untuk Setubuhi Wanita Muda
“Mengapa disamakan dengan Suu Kyi. Apalagi saat ini di Myanmar tengah terjadi konflik. Ini kan “menggoreng” apa yang terjadi di sana untuk kepentingan menebarkan kebencian kepada sosok Megawati,” kata Abdi Edison.
Alumni Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya itu menambahkan, dalam opini tersebut disebutkan juga, tepat setelah Megawati kembali berkuasa lewat kemenangan PDI Perjuangan dan terpilihnya Presiden Joko Widodo, jumlah penangkapan warga Papua mencapai 1.083 orang. Kalimat tersebut, kata Abdi Edison, menjelaskan seolah-olah Megawati, PDI Perjuangan, dan Presiden Joko Widodo setelah memenangi pemilu telah melakukan perbuatan jahat kepada rakyat Papua.
Sementara fakta yang ada, sebaliknya, pemerintah saat ini memberikan perhatian yang besar kepada Papua, termasuk seringnya Presiden melakukan kunjungan ke Papua. Baik untuk meresmikan proyek infrastruktur seperti jalan dan bandara, hingga berdialog dengan warga sampai mantan tahanan politik. Termasuk fakta-fakta adanya ratusan warga yang tadinya bergabung dalam Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) menyerahkan diri dan menyatakan bergabung dengan NKRI pada Agustus lalu.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
“Fakta-fakta seperti ini tidak dimasukkan dalam opini akun Danddy tersebut sebagai pembanding, jika niatnya untuk mengkritisi Pemerintahan Joko Widodo. Tetapi justru menebar kebencian dengan menyamakan dengan apa yang terjadi di Myanmar saat ini,” terang Abdi Edison. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News