SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tersedia tuyul bersolek di Surabaya. Harganya pun bervariasi, mulai dari Rp 80 ribu hingga Rp 300 ribu. Mau?
Jangan punya pikiran klenik dulu. Ini bukanlah tuyul si pencuri uang, tapi boneka yang ketika tanpa baju seperti tuyul. Gundul plontos.
Baca Juga: Ramai Pengunjung, Kepo Market Sukses Gelar Bazar UMKM
Di tangan Sukma Trilaksasi (59), ibu rumah tangga, warga Rungkut Permai Blok II C11, dengan bendera De Etnik Surabaya, sebuah boneka tuyul itu dirombak menjadi lebih sopan. Dari yang bugil, berganti menjadi berbusana daerah Nusantara.
Sejak usaha ini dibangun 7 tahun lalu, kini pasarnya telah menembus mancanegara. “Boneka yang belum didandani, masih polos, gundul ini bentuknya kecil mirip tuyul, jadi sering disebut pabrik tuyul,” jelas Sukma di rumahnya.
Sukma sengaja memilih boneka berukuran kecil sebagai obyek kerajinannya, karena memang tujuannya sebagai souvernir. Boneka ini diimpor langsung dari China. “Kualitasnya bagus. Bahannya dari karet, lebih awet. Kalau bikinan indonesia dari plastik jadi mudah rusak,” kata dia.
Baca Juga: Gus Afif Dukung UMKM Surabaya Bersertifikasi Halal
Sekali ambil, Sukma memutuskan harga Rp 6.000 biji. “Kalau pita untuk busana dan sebagainya saya ambil dari Jakarta. Kalau di Surabaya belinya per-meter harganya lebih mahal,” kata Sukma.
Setelah semua bahan tersedia. Maka, berproduksilah dia. Setelah dioprek sana sini. Jreng! Menjelmalah boneka tuyul itu menjadi boneka adat.
Boneka berbusana adat Jawa dengan kebaya, Busana cak dan Ning Surabaya, busana adat Madura, Busana adat dari Sumatera, Sulawasi, Kalimantan, Bali. Semua contoh karyanya didisplay setiap sisi rumahnya. “Boneka adat ini dibuat untuk melestarikan dan mengenalkan berbagai macam busana adat dan budaya yang ada di Indonesia,” ujar dia.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17, Puluhan Pedagang Kecil Dilarang Berjualan di Sekitar Stadion GBT
Bukan itu saja, dia juga melayani pemesanan boneka wisuda, lengkap dengan slempang nama masing-masing. Termasuk souvenir pernikahan.
Sekarang, proses pembuatan boneka adat tidak dilakukan Sukma sendirian. Dia merekrut tetangga dan pemuda. Ada yang bertugas membuat topi, baju, merias wajah boneka, menambah aksesori dan pengemasan dibagi secara per orangan.
“Jadi saya meminta bantuan ibu-ibu dan anak muda untuk membantu kalau ada pesanan banyak. Kemarin, ada pesanan dari Sulawesi minta 600 pasang, harus selesai dalam 2 minggu.Kalau saya sendiri yang buat ya kewalahan, sekalian membuka peluang kerja bagi warga disini,” terang Sukma.
Baca Juga: Gus Lilur Motivasi Pelaku UMKM agar Naik Kelas
Sukma menjelaskan harga yang ditetapkan bermacam-macam tergantung ukuran dan kerumitan yang dibuat. Untuk boneka kecil dihargai Rp 80 ribu, boneka satu pasang Rp 150 ribu, untuk ukuran yang besar Rp 275-300 ribu.
Boneka buatan Sukma telah mendapat berbagai macam penghargaan, salah satunya One Intwenty Movement pada tahun 2014 kategori Juara Industri Kreatif, dan juga mampu menembus berbagai macam pasar baik lokal maupun mancanegara. “Boneka ini sudah sampai Taman Mini, Kalimantan, Sulawesi, dan dinas dinas di Surabaya, menjadi pelanggan tetap untuk dijadikan sovernir khas Surabaya, bahkan sudah ada yang dibawa ke Thailand, Korea dan banyak negara lainnya”.
Permasalahan yang sering dia dapat adanya re-seller nakal, yang menjual barang atas nama dia dengan harga yang lebih tinggi sehingga dia yang kena imbasnya.
Baca Juga: Kisah Generasi ke-3 Wirausaha Bakso di Surabaya, Bunda Cindy Tetap Pertahankan Resep Keluarga
Sukma menambahkan akan ada inovasi baru yang akan dia buat dalam waktu dekat ini berupa boneka wayang dengan menggunakan bahan tanah liat atau semen. (Disna UTM)
Baca Juga: Gubernur Khofifah Bagikan 100 Paket Zakat Produktif pada Pelaku Usaha Ultra Mikro Surabaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News