SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Manusia pasir, itu sebutan untuk warga pesisir, Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep. Karena manusianya disebut manusia pasir, maka, kampungnya pun disebut Kampung Pasir.
Warga menggunakan pasir sebagai alas tidur, bersantai, tempat terima tamu dan lainnya.
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
Hampir semua warga Desa Legung tidur beralas pasir, setiap kamar tidur di desa ini memiliki kasur pasir, meski mereka memiliki kasur dari kapuk atau sejenisnya. Kasur kapuk ini nyaris tak disentuh dan mereka memilih tidur di pasir untuk memelihara tradisi.
Keunikan serupa ditemukan di dua desa lainya yang masih berada di Kabupaten Sumenep yakni desa Legung Barat dan desa Dapenda.
“Karena anggapan warga bahwa pasir bisa membuat badan bugar, seperti halnya apabila ada salah satu warga yang sakit terus dirawat di rumah sakit, atau kuliah di luar pulau, biasanya mereka membawa sekantong pasir untuk dijadikan teman tidur supaya cepat nyenyak. Ini saking eratnya hubungan pasir dengan warga disini,“ terang Sunandar (39), salah satu tokoh Desa Legung Timur.
Baca Juga: Relawan Sakera Madura Khofifah-Emil Salurkan Bantuan 7 Tangki Air Bersih di Sumenep
“Tidur di pasir sudah menjadi tradisi turun-temurun bagi warga di sini selama ratusan tahun, bahkan kebanyakan anak di Desa Leggung dilahirkan di pasir, jadi dari kecil mereka memang sudah akrab dengan pasir, tidak bisa dipisahkan,“ tambah Sunandar.
Sunandar mengatakan, secara kepercayaan warga Desa Legung, pasir mempunyai manfaat besar. Mereka percaya pasir dapat menghilangkan berbagai penyakit. Di antaranya, kelelahan, pegal pegal, nyeri dan penyakit lainnya. “Warga sini menilai pasir itu sakral untuk dijaga dan tetap dipertahankan. Selain itu mereka menganggap tidur di pasir terasa lebih nyenyak dibandingkan kasur kapuk dan sebagainya,” kata dia.
“Tidak hanya di dalam rumah saja, warga menaruh pasirnya di halaman rumah, dan tempat tertentu yang digunakan untuk bersantai bersama keluarga dan tetangga. Pasir yang digunakan berbeda dengan pasir lain, ketika udara panas pasir akan menimbulkan rasa sejuk di badan, begitu pun sebaliknya jika udara dingin akan terasa menghangatkan,” tambah Sunandar.
Baca Juga: Kapal Express Bahari Tiba di Sumenep, Segera Disiapkan untuk Pelayaran Perdana
Pasir diambil dari lokasi di dekat Pantai Lombang. Sebelum digunakan pasir diayak terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada batu atau benda berbahaya di dalamnya, kemudian pasir dijemur agar tidak basah atau lembab. Untuk menjaga kebersihan warga sekitar akan menganti pasir lama selang beberapa waktu, dan pasir tersebut akan dijemur secara rutin.
Pasir yang digunakan sangat halus dan lembut sehingga saat digunakan untuk bersantai maupun tidur akan memberikan efek sejuk dan nyaman. Pasir ini juga tidak lengket maupun menyebabkan gatal, meskipun kulit dalam keadaan basah.
Setiap rumah pasti ada ruangan untuk pasir sebagai tempat istirahat maupun sekedar berkumpul bersama keluarga. Hamparan pasir yang dijadikan kasur diberi pembatas berbentuk persegi dari beton ataupun lainnya unuk menghindari pasir tersebar kemana mana.
Baca Juga: Tolak Hubungan Badan, Istri di Sumenep Dicekik Suami Hingga Tewas
Bukan karena mereka tak mampu membeli tempat tidur, tetapi bagi warga Desa Legung menganggap pasir merupakan bagian dari kehidupan mereka, Hanafi (45), menambahkan tidur di pasir akan terhindar dari guna-guna, santet, atau ilmu hitam sejenisnya, hal semacam itu tidak akan mampu menyerang jika menyatu dengan alam oleh sebab itu tidur di atas pasir dianggap baik.
Ketika bangun tidur, tak jarang pasir bisa masuk ke bagian mata, hidung, maupun telingga, tetapi Hanafi mengaku tidak pernah merasa khawatir, pasir tersebut mudah hilang dan tidak berbahaya, cukup memcuci bagian mana yang kemasukan pasir menggunakan air.
Warga Desa Legung begitu ramah, mereka tidak akan menolak siapa pun untuk merasakan kasur pasir saat wisatawan berkunjung, lokasinya tak jauh dari pantai Lombang sekitar 3 kilometer ke arah Barat. Ditambah banyaknya pohon kelapa yang mengelilingi pemukiman warga Desa Legung, sehingga saat menikmati kasur pasir ditambah dengan meminum kelapa asli menjadikan waktu berlibur semakin asik. (Disna/UTM)
Baca Juga: Pamer Naik Jet Pribadi, Kekayaan Ketua Banggar DPR RI Asal Madura Melonjak 200 Persen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News