Keteladanan Kiai Syansuri Badawi: Santri yang Penting Ngaji dan Ngaji, Masa Depan Ikut

Keteladanan Kiai Syansuri Badawi: Santri yang Penting Ngaji dan Ngaji, Masa Depan Ikut Dari kanan, KH A Mustain Syafi'i, KH Syafik Rofi'i/Ra Syafik, Dr H Cholidy Ibhar serta KH Hafidz Maksum saat menjadi narasumber. Foto: YUDI/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Meski masih belum tahu bukunya termasuk tulisan ilmiah atau tidak, keberanian Dr H Cholidi Ibhar sebagai penulis patut diacungi jempol.  Dengan keterbatasan informasi yang ada, ia mencoba mengangkat tulisan-tulisannya menjadi sebuah buku biografi kiai Pondok Pesantren Jombang, yakni KH Syansuri Badawi. 

"Buku ini lebih tepat dikatakan sebagai memoar, yakni catatan-catatan masa lalu yang saya tulis yang ada kaitannya dengan Kiai Syansuri Badawi," jelas Cholidi Ibhar kepada bangsaonline.com saat acara Rindu Kiai dan berjudul "Mengais Keteladanan Kiai Syansuri Badawi", di  Gedung Fakultas Syariah UINSA lantai 4 Surabaya, Selasa (10/10) siang.

Menurut dia, latar belakang penyusunan buku tersebut diantaranya karena melihat fenomena moral, akhlak dan etika menjadi problematis. Ia menilai banyak sekali santri sekarang yang tidak mengenal sosok Kiai Syansuri Badawi. "Padahal, banyak sekali kebajikan yang bisa dikais lewat pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan beliau," ucapnya.

Salah satunya adalah soal orientasi hidup. Kiai Syansuri mengajarkan, lanjutnya, santri tidak perlu terlalu memikirkan bagaimana kehidupan di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi beliau adalah tholabul ilmi, belajar secara sungguh-sungguh dan serius.

"Yang penting itu ngaji dan mengaji. Kalau proses belajar ini dilakukan secara tekun, dengan sendirinya masa depan akan ikut. Makanya, menurut Kiai Syansuri, santri itu harus mempertinggi kapasitas ilmunya," ujarnya.

Cholidi menambahkan, dari buku tersebut kita dapat belajar soal moral, akhlak dan fatsun kehidupan yang akan menjadi jawaban, khususnya para santri karena bisa dicari solusinya. "Dengan meneladai sosok Kiai Syansuri ini, keteguhan para santri terhadap nilai akan semakin kuat," tandasnya.

Ia berharap, ada santri lainnya yang meneruskan tulisan-tulisannya dalam bentuk yang lebih luas, mendalam, sistematis, ilmiah, serta analisis yang lebih tajam agar sosok Kiai Syansuri bisa diangkat lebih baik lagi. "Sehingga kapasitas Kiai Syansuri yang sarat akan keteladanan itu akan bisa diraih," pungkasnya.

Acara Ridu Kiai serta Bedah Buku tersebut digelar oleh Ikatan Alumni Pesantren  (Ikapete) Surabaya. Tampil sebagai pembahas Dr KH A Mustain Syafi'i (ahli tafsir hadits dan Mudir Madrasatul Qur'an), KH Syafik Rofi'i/Ra Syafik (Politisi PKB yang juga mantan Bupati Bangkalan) dan KH Hafidz Maksum (Ketua MWP PPP Jatim). (ian) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO