Tanean Lanjheng, Tata Letak Khas Rumah Keluarga Besar Madura

Tanean Lanjheng, Tata Letak Khas Rumah Keluarga Besar Madura Struktur rumah keluarga tradisional Suku Madura. Di ujung adalah langgar. foto: istimewa

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com Tanean Lanjheng adalah sebutan permukiman khas suku Madura, yang terdiri mbah, bapak, anak, cucu, berserta istri atau suaminya masing-masing.

Tanean Lanjheng merupakan kumpulan rumah yang terdiri atas keluarga-keluarga yang mengikatnya. Letaknya sangat berdekatan dan berhadapan, dengan lahan garapan, mata air atau sungai. Antara pemukiman dengan lahan garapan hanya dibatasi tanaman hidup atau peninggian tanah yang disebut galengan atau Tabun, sehingga masing-masing kelompok menjadi terpisah oleh lahan garapannya.

Baca Juga: Upacara Harjad ke-494 Kabupaten Pamekasan Hadirkan Ratusan Penari Topeng Getak dan Ronggeng

Satu kelompok rumah terdiri atas 2 sampai 10 rumah atau dihuni oleh 10 keluarga, yaitu keluarga batih yang terdiri dari orang tua, anak, cucu, dan seterusnya. Hubungan keluarga kandung merupakan ciri khas dari tanean lanjheng.

Susunan rumah berdasarkan hirarki dalam keluarga. Barat - Timur adalah arah yang menunjukkan urutan tua muda. Dengan adanya sistem sedemikian rupa mengakibatkan ikatan kekeluargaan menjadi sangat erat. Di ujung paling barat terletak Langgar. Koren atau rumpun bambu adalah istilah untuk sebuah kelompok. Istilah ini sangat cocok karena satu koren berarti satu keluarga inti.

Terbentuknya permukiman tradisional Madura diawali dengan sebuah rumah induk yang disebut dengan tonghuh. Tonghuh adalah rumah cikal bakal atau leluhur suatu keluarga. Tonghuh dilengkapi langgar, kandang dan dapur. Apabila sebuah keluarga memiliki anak yang berumah tangga, khususnya anak perempuan maka akan ada keharusan dari orang tua untuk membuatkan rumah bagi anak perempuannya.

Baca Juga: Pertama Kali di Pamekasan, Gebyar Musik Daul se-Pulau Madura

Penempatan rumah untuk anak perempuan berada pada posisi di sebelah timurnya. Kelompok permukiman ini disebut pamengkang, demikian juga dengan generasi berikutnya telah menempati maka akan terbentuk koren sampai tanean lanjheng.

Apabila susunan ini terlalu panjang maka susunan berubah menjadi berhadapan. Urutan susunan rumah tetap dimulai dari ujung barat kemudian berakhir ke ujung timur. Untuk melacak satu alur keturunan dapat dilacak melalui susunan penghuni rumahnya. Generasi terpanjang dapat dilihat sampai dengan 5 generasi di tanean lanjheng tersebut.

Posisi tonghuh selalu ada di ujung barat dekat langgar. Langgar selalu ada di ujung barat sebagai akhiran masa bangunan yang ada. Susunan rumah tersebut selalu berorientasi utara - selatan, halaman di tengah inilah disebut tanean lanjheng.

Baca Juga: Puncak Dies Natalis, FIP UTM Targetkan Sekolah Musik di Madura

Disebut tanean lanjheng karena rumah yang terdiri lebih dari 5 kepala keluarga berkumpul menjadi satu dalam satu lingkungan tanah. Dengan seperti itu, mereka bisa berkumpul dengan keluarga mereka tanpa harus menunggu lama untuk berkumpul.

Tanean lanjheng membuat antara keluarga yang satu dengan keluarga lainnya bisa saling akrab satu sama lain. Dan karena tanean lanjheng juga bisa mempererat tali persaudaraan antara satu keluarga dengan keluarga lainnya.

“Dengan adanya tanean lanjheng ini, setiap keluarga bisa saling menyapa satu sama lain tanpa harus menunggu jauh-jauh. Dan adanya tanean lanjheng ini sudah ada sejak dulu,” jelas Rohati, salah satu warga di Desa Bancaran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Madura.

Baca Juga: Diresmikan, Pamekasan Kini Miliki Rumah Budaya Pelestarian Keris

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO