AKBP Wahyu S Bintoro
BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Kepolisian Resort Bojonegoro terus mendalami kasus dugaan pencemaran nama baik Kapolres Bojonegoro, AKBP Wahyu S Bintoro dan Bupati Bojonegoro, Suyoto yang dilakukan oleh oknum berinisial HR.
Oknum tersebut beberapa waktu lalu mencoba melakukan lobi kepada perguruan tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) agar bisa meloloskan para calon perangkat desa. Sekadar diketahui, UNNES ditunjuk Pemkab Bojonegoro untuk membuat soal ujian perangkat desa yang akan digelar Jumat (27/10) besok.
"Kemarin sore kita telah melakukan gelar perkara. Langkah selanjutnya yang pertama adalah penyelidikan atas pencemaran nama baik kang Yoto dan saya. Kita sudah meminta anggota untuk ke Semarang bertemu para saksi di sana kemudian hasilnya apa, baru kita lakukan pemanggilan," tegas Kapolres Bojonegoro, Senin (23/10).
Pihaknya menegaskan hingga kini ini masih terus proses penyelidikan. "HR itu orang mana, apakah orang Bojonegoro atau tidak," ungkapnya.
Kapolres meceritakan bahwa dalam kasus itu awalnya HR bersama enam orang lainnya mendatangi kampus UNNES Semarang. Sementara lima orang itu dari Bojonegoro yang berstatus sebagai anggota dewan serta perwakilan kepala desa. Sementara HR dan satu rekannya diduga merupakan orang luar Bojonegoro.
"Yang jelas dua oknum itu bukan anggota dewan, dan lima orang dari Bojonegoro akan kita panggil untuk kita mintai keterangan," paparnya.
Bukti awal yang diperoleh Kapolres terkait dugaan pencemaan nama baiknya itu adalah komunikasi, baik secara lisan maupun handphone. Percakapan itu berisi bahwa datangnya enam orang tersebut merupakan utusan Bupati Suyoto dan Kapolres Bojonegoro untuk melakukan lobi mendapatkan jawaban soal ujian.
"Untuk Kang Yoto belum lapor," jelasnya. (nur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
BANGSAONLINE VIDEO
