KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkot Mojokerto agaknya mulai galau terhadap finalisasi proyek Graha Mojokerto Service City (GMSC) yang kini tengah dibangun. Dipandu plt. Sekkota Mojokerto Gentur Prihantono, pemkot membentuk tim khusus (timsus) yang memantau jalannya proyek senilai Rp 31,8 miliar tersebut.
"Kita pantau terus progres pembangunannya. Target kami setiap hari harus naik 2 persen,” beber Gentur, Selasa (24/10).
Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN
Gentur mengatakan, kebijakannya itu diharapkan dapat mengatasi kekuatiran sejumlah pihak terhadap penyelesaian proyek tersebut. "Optimis selesailah, sesuai target sampai akhir tahun ini," ucap Staf Ahli Gubernur ini.
Ia mengupayakan secara maksimal penyelesaian proyek yang berada di jalan Gajahmada itu dengan cara melakukan evaluasi proyek GMSC setiap dua hari sekali. "Untuk memantau perkembangan, setiap dua hari sekali kita evaluasi melalui meeting khusus," ujarnya.
Saat ini pengerjaan finishing GMSC sudah berjalan 15 persen, pemkot optimis proyek akan selesai sesuai kontrak kerja, karena semua bahan material sudah berada di lokasi. “Pekerjaan yang paling berat adalah pemasangan keramik dan AC Central, tapi semua bahan material sudah ada di lokasi dan tinggal pemasangannya saja,” jelasnya.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024
Sementara itu, mengenai percepatan pengerjaan proyek GMSC, saat ini pihak pelaksana sudah melibatkan 140 karyawan, tapi pemkot meminta ditambah lagi tenaganya. “Kita memang tidak ingin proyek ini molor. Target tahun ini proyek fisiknya selesai, tahun depan akan menyentuh isinya seperti meubeler dan perlengkapannya,” tutur Gentur.
Diketahui, sesuai kontrak kerja, proyek finishing GMSC dikerjakan selama 120 hari terhitung mulai 31 Agustus-28 Desember 2017. pekerjaannya meliputi pembangunan ruang genset dan ruang panel, pemasangan keramik, pintu dan kaca serta pengecatan.
Selain itu, juga ada pekerjaan mekanik, seperti AC, PMK dan Pompa serta pekerjaan elektrical seperti kelistrikan, sound system hingga CCTV. Sedangkan untuk meubeler, lift dan eskalator akan dianggarkan tahun 2018.
Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah
Henry menuturkan proyek tersebut akan menyisakan sejumlah pekerjaan. Diantaranya adalah pengadaan eskalator, lift, pagar dan genset. Termasuk satu pos pintu masuk, tahun ini PU akan menyelesaikan dua pos. Satu pos sisanya dilanjut pada pengadaan berikutnya.
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) GMSC Ferry Hendry mengatakan, estimasi nilai kekurangan pekerjaan pasca pembangunan tahun 2017 mencapai kisaran Rp 6-7 miliar. "Dan itu tidak mungkin dianggarkan dalam PAK (Perubahan Anggaran Keuangan). Sebab terkendala waktu pemesanan lift dan eskalator minimal empat bulan," paparnya.
Ferry mengklaim telah berhasil menghemat biaya pembangunan sebesar Rp 1 miliar setelah melalui proses negosiasi dengan rekanan. "Sebenarnya pemenang tender menawar Rp 32.720.025.941 miliar, namun kami meneken kontrak Rp 31.763.752.000 miliar setelah melakoni serangkaian proses negoisasi," katanya.
Baca Juga: 3 Raperda Hasil Fasilitasi Gubernur Jatim Turun, Pemkot Mojokerto Sodorkan 5 Raperda Baru
Terpisah, Anggota Komisi II DPRD Kota Mojokerto Edwin Endra Praja berharap proyek tersebut selesai tepat waktu. "Ya harapan kami cuma selesai tepat waktu, itu saja. Selebihnya, jangan sampai di korupsi," pungkasnya. (yep/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News