GRESIK, BANGSAONLINE.com - Setelah tidak ada kejelasan, kini pembangunan Smelter PT. Freeport Indonesia (FI) di Kabupaten Gresik mencuat lagi. Hal ini diungkapkan Nasyirul Falah Amru, anggota Komisi VII DPR RI, beberapa waktu lalu.
Menurut Nasyirul Falah, pembangunan smelter menjadi salah satu persyaratan selain pemberian saham 51 persen apabila ingin PT FI ingin memperpanjang kontraknya di Indonesia untuk menambang emas di Papua.
Baca Juga: Pascakebakaran, Presdir PTFI Inspeksi Lokasi Common Gas Cleaning Plant di Smelter Gresik
"Pemerintah memberikan waktu hingga 5 tahun ke depan kepada Freeport untuk merealisasikan kompensasi (pembangunan smelter, red) tersebut," papar politikus PDIP ini.
Falah juga memastikan jika PT FI tidak akan kesulitan pendanaan untuk pembangunan smelter yang diestimasikan menelan dana hingga kisaran Rp 60 triliun. "Siapa bilang Freeport gak punya dana? tidak benar itu. Dan pembangunannya tetap di Kabupaten Gresik," terangnya.
Hal ini diamini Ketua DPC PDIP Gresik, Ir. Hj. Siti Muafiyah. Kepada BANGSAONLINE.com ia menyatakan, saat ini ada 3 lahan alternatif untuk membangun smelter, yakni, di kawasan areal pabrik milik PT. Petrokimia Gresik (PG) Kecamatan Manyar, di wilayah Ujungpangkah dan di JIIPE (Java Integrated Industrial Ports and Estate).
Baca Juga: PG Kerahkan Mobil Bronto Skylift Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Ucapkan Terima Kasih
"Kalau dilihat dari lokasinya, maka lebih layak di antara areal industri Petrokimia Gresik dan PT. Smelting. Sebab, di areal tersebut ada dua perusahaan sama-sama membutuhkan sinergisitas untuk kelangsungan industri." terangnya.
"Petrokimia membutuhkan sampah yang dibuang oleh smelter yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk dan fosphoric acid (asam fosfat). Sehingga apabila smelter dibangun di wilayah industri Petrokimia bisa mengatasi masalah efisiensi produksi pupuk," pungkasnya. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News