Mendikbud Tetapkan Budaya Entas-Entas Tengger Jadi Warisan Budaya

Mendikbud Tetapkan Budaya Entas-Entas Tengger Jadi Warisan Budaya Sertifikat penghargaan langsung diserahkan ke Wabup Timbul oleh Gubenur Soekarwo.

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Masyarakat Tengger yang berada di Kabupaten Probolinggo patut berbangga diri. Sebab Budaya Entas-Entas Tengger dan Mecak Tengger sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.

Penetapan tersebut tertuang dalam sertifikat yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy. Sertifikat tersebut diserahkan oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo kepada Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko menjelang upacara peringatan Sumpah Pemuda di Grahadi Surabaya.

Baca Juga: Disdikbud Kota Probolinggo Gelar Apresiasi Seni Budaya

Wakil Bupati Probolinggo Drs. HA. Timbul Prihanjoko mengaku sangat bersyukur karena salah satu budaya asli masyarakat Tengger sudah diakui sebagai warisan budaya Indonesia.

“Hal ini menandakan betapa luhurnya nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur kita. Sehingga kita patut menjaga dan melestarikan budaya bangsa ini,” katanya.

Tokoh Masyarakat Tengger, Supoyo mengatakan Entas-Entas Tengger merupakan salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat Tengger dalam acara kematian. Ada urutan tertantu dalam acara entasentas tengger tersebut yakni, ngresik, mepek, mbeduduk, lukatan dan bawahan.

Baca Juga: Bersama Ribuan Warga, Gubernur Khofifah Menyatu dalam Petik Laut di Kraksaan Probolinggo

Sementara, Mecak Tengger jelas anggota DPRD Kabupaten Probolinggo ini, merupakan istilah yang digunakan untuk menghitung atau mencari tanggal yang tepat untuk melaksanakan upacara-upacara besar. Semisal Karo, Kasada maupun Upacara Unan-unan.

Perhitungan itu berdasarkan sistem kalender Suku Tengger yang dinamakan Tahun Saka atau Saka Warsa. Jumlah usia kalender suku Tengger berjumlah 30 hari, tetapi ada perbedaan penyebutan usia hari. Yaitu antara tanggal 1 sampai dengan 15 disebut hari, sementara tanggal 15 sampai 30 disebut Panglong.

“Setiap Dukun Sepuh telah mempunyai persiapan atau catatan tanggal hasil Mecak untuk tiap-tiap upacara yang akan dilaksanakan sampai lima tahun ke depan,” pungkasnya. (ndi/rev)

Baca Juga: Ter Ater Tajin Sorah Masih Jadi Tradisi Warga Probolinggo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO