PACITAN, BANGSAONLINE.com - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan, dr. Eko Budiono angkat bicara terkait aksi buang sampah medis sembarangan yang dilakukan oknum pegawai UPT Puskesmas Tegalombo.
"Peristiwa (buang limbah medis sembarangan) itu memang sangat janggal. Selain radius yang cukup jauh, juga kapasitas puskesmas yang sudah lolos akreditasi sangat tidak memungkinkan berbuat ceroboh seperti itu," katanya saat dicegat sejumlah awak media di ruang tunggu Dinkes Pacitan, Kamis (2/11).
Baca Juga: Plt Kepala Dinkes Pacitan: Pasien Covid-19 Harus Karantina Ketat di Rumah Sakit
Berangkat dari praduga tidak bersalah itulah, Eko meminta atasan langsung dari oknum staff yang bertindak ceroboh tersebut agar secepatnya melakukan langkah-langkah pemeriksaan dan pembinaan.
"Praduga positif kita, sampah tersebut kemungkinan salah bawa. Sebab tata kelola limbah di setiap puskesmas sejauh ini sudah sangat ketat. Mana sampah biasa dan mana limbah medis sudah kita pilah. Termasuk sterilisator uap sudah dijalankan 24 jam nonstop di semua puskesmas. Khususnya sampah medis sudah diamankan di safety box," jelas dokter yang juga menjabat sebagai Asisten Pemerintahan dan Kesra ini.
Saat ditanya apakah oknum pelaku buang limbah sembarangan itu berangkat dari para medis atau staff biasa, Eko buru-buru menjawab masih dalam penyelidikan internal. "Kita belum menerima laporan. Mereka itu apakah para medis atau hanya seorang cleaning service, masih belum jelas. Yang pasti ada sopir, sebab membawa ambulan pasien," tandasnya.
Baca Juga: Dinkes Pacitan: Masyarakat Gak Usah Khawatir, RTK Kita Masih Banyak
Di lain pihak, Bambang Wijanarko, Sekretaris Dinkes Pacitan meminta agar persoalan tersebut segera disikapi sebagaimana ketentuan regulasi yang berlaku. Soal penanganan limbah medis, dirinya sangat berkeyakinan semua puskesmas sudah menerapkan sebagaimana SOP yang ada.
"Mereka (puskesmas, Red) sudah bekerjasama dengan pihak ketiga soal pengelolaan limbah. Bahkan biayanya tidak sedikit, satu kilo limbah harus mengeluarkan ongkos sekitar Rp 30 ribu," jelasnya ditempat terpisah. (yun/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News