SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Sahid (63), purnawirawan TNI warga Desa Candipari RT 08 RW 04, Kecamatan Porong, Rabu (01/11) sore ditemukan tergeletak dengan kondisi tidak bernyawa di bawah pintu belakang rumahnya. Mendengar temuan sesosok mayat, seketika warga setempat mendatangi dan memadati lokasi kejadian untuk melihatnya.
Peristiwa penemuan mayat yang menggegerkan warga ini terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Pertama kali ditemukan rekan kerjanya, Paidi (61), asal Desa Wonoayu, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo. Saat itu Paidi mendatangi rumah korban untuk memberitahukan jadwal jaga kepada korban yang bekerja sebagai satpam di Jati Kepuh, Sidoarjo.
Baca Juga: Sejoli di Wonoayu Sidoarjo Diamankan saat Akan Transaksi Sabu Sistem Ranjau
Setibanya, di rumah korban, Paidi berusaha mengetuk pintu rumah Sahid, namun tidak ada jawaban. Kemudian ia mempertanyakan, keberadaan korban kepada tetangganya, Kibandi (60). Merasa penasaran, Paidi dan Kibandi terus mengetuk pintu rumah sambil memanggil-manggil nama korban. Akan tetapi, tak kunjung ada jawaban,
Merasa curiga dan penasaran, akhirnya diintip dari pintu samping rumahnya, melalui celah lubang. Betapa kaget, saat melihat Sahid tidak memakai baju hanya memakai celana panjang warna biru dengan kondisi sudah tertelungkup di tanah. Saat itu pula ia mereka berdua segera memberitahukan pada kepala desa Candipari, M. Ghozali yang rumahnya tidak jauh dari lokasi dan dilaporkan ke Polsek Porong.
Kapolsek Porong, Kompol Andrial didampingi Kanit Reskrim Ipda Pulung membenarkan bahwa di Desa Candipari telah ditemukan sesosok mayat di bawah pintu belakang rumah. "Kami bersama anggota yang lain langsung ke lokasi kejadian. Setelah itu dilakukan olah TKP Polsek Porong dan tim Inafis Polresta Sidoarjo," ucapnya.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
Di tubuh korban tidak ditemukan tanda maupun bekas luka penganiayaan. Diduga, korban menderita sakit. "Untuk memastikannya, jenazah korban dilarikan ke RS Bhayangkara Pusdik Gasum Porong untuk dilakukan visum," ujarnya.
"Menurut keterangan dari beberapa warga, semasa hidupnya, korban ini memiliki sejarah sakit darah tinggi. Selain itu, korban hidup sendirian di rumah, sehingga dalam keadaan sakit, tidak ada yang merawatnya." jelas Andrial. (cat/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News