JOGJAKARTA(BangsaOnline)Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X
menilai paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah kegagalan dalam
memahami jalan keislaman seseorang. Hakikatnya, kata dia, Islam itu
mengembalikan fitrah kemanusiaan seseorang.
"Marilah kita membangun ukhuwah insaniyah,
persaudaraan semesta yang sesuai pokok ajaran Islam rahmatan
lil alamin yang koheren dengan filosofi hamemayu
hayuning bawana,” kata Sultan saat menghadiri halalbihalal pejabat,
tokoh masyarakat, dan pelaku usaha DIY di Kepatihan Yogyakarta, Senin malam, 11
Agustus 2014.
Terkait dengan hal itu, Kepala Kepolisian DIY Brigadir Jenderal Urip Subagyo
menyatakan telah mengamankan dua lambang ISIS. Keduanya berupa bendera ISIS
yang dikibarkan di Bantul dan sebuah gambar yang dibuat seorang bocah di
Ngampilan, Kota Yogyakarta. “Dua lambang itu telah kami sita,” kata Urip.
Dia mengatakan anak kecil yang menggambar lambang ISIS itu pun ditegur. Setelah
ditegur dan dijelaskan bahwa gambar tersebut merupakan lambang organisasi yang
dilarang berkembang di Indonesia, dia kemudian melipat dan menyimpannya.
“Status mereka bukan terperiksa. Kami baru melakukan wawancara, termasuk kepada
warga sekitar,” kata Urip.
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
Sejauh ini, Urip menambahkan, polisi masih mendalami
motivasi kedua orang itu. Lantaran belum ada pelanggaran hukum yang mendasari
ketentuan hukum yang bisa menjeratnya, polisi tidak menahan mereka. “Kalau
sudah ketahuan dibaiat, baru ditindaklanjuti,” ujarnya.
Apalagi, kata Urip, jika perbuatan mereka berkaitan dengan aksi terorisme
kelompok yang menamakan diri ISIS. Urip menduga motivasi mereka karena
terpengaruh tulisan pada bendera ISIS yang dinilai menarik dan islami. “Kalau
hanya menulis laa illaha illallah enggak masalah.
Tapi, kalau ada gambar lambangnya persis, itu masalah,” ucapnya.
Komandan Resor Militer 072/Pamungkas Brigadir Jenderal TNI M.S. Fadhilah menegaskan ISIS dilarang berkembang di Indonesia. “Kami minta prajurit mewaspadai kelompok ini dengan bermacam cara. Intelijen kami juga bergerak bersama Babinsa, Babinkamtibmas, kepala desa,” kata Fadhilah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News