SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Suksesi kepemimpinan di Jawa Timur tahun depan juga mendapatkan perhatian dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Jawa Timur. Wadah ormas kepemudaan itu berharap calon pemimpin Jatim lima tahun ke depan punya visi untuk memberdayakan kaum milenial. Harapan itu disampaikan Ketua kareteker KNPI Jatim, Achmad Suhawi.
Menurut eksponen alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) itu, generasi milenial ini adalah generasi produktif yang harus menjadi perhatian pemerintah, termasuk mereka yang kelak akan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim. Sebab, generasi ini adalah usia produktif yang harus mendapatkan saluran positif, baik itu lapangan kerja maupun bekal ketrampilan.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
“Cagub Jatim harus punya visi memberdayakan generasi milenial, kalau tidak mereka akan menjadi bom waktu yang bisa memicu kerawanan sosial, kriminalitas sampai radikalisme,” ujar Suhawi, Rabu (29/11).
Menantu Lily Wahid ini menegaskan, secara institusi KNPI tidak akan terlibat dalam aksi dukung mendukung calon. Namun secara individu, pihaknya membebaskan para pengurus dan OKP yang tergabung dalam KNPI untuk menentukan pilihan politiknya.
Namun secara pribadi, Suhawi mendukung kandidat kepala daerah yang punya visi memberdayakan generasi muda, termasuk generasi milenial yang jumlahnya mencapai 49 persen dari total pemilih dalam Pilgub Jatim. Karena itu, pihaknya akan melihat calon mana yang programnya berpihak pada generasi muda.
Baca Juga: Gus Miftah Beber Alasannya All Out Dukung Khofifah di Pigub Jatim 2024
“Kalau programnya bagus dan pro pada generasi muda pasti kita dukung. Jadi yang kita lihat programnya dulu, baru figurnya,” imbuh pria berdarah Madura ini.
Suhawi mengingatkan, bonus demografi yang akan terjadi di Jawa Timur tahun depan perlu diantisipasi oleh calon pemimpin Jatim. Pasalnya, kalau secara positif ledakan penduduk usia produktif yang dimiliki Jatim memang bisa disebut bonus demografi.
Tapi sebaliknya, kalau mereka yang berusia antara 18 sampai 65 tahun itu tidak mendapat saluran positif, seperti pekerjaan atau bekal enterpreneur, justru mereka bisa menjadi bom waktu. Sebab angka pengangguran akan melonjak. Dampaknya, kriminalitas dan gelandangan bisa bertambah.
Baca Juga: Sapa Ribuan Pekerja MPS Prigen, Khofifah Ajak Shalawatan dan Motivasi Jadi Perempuan Sukses
“Bonus demografi itu terlalu bombastis, saya pikir ini justru tantangan demografi. Sebab kalau tidak bisa dikelola justru berbahaya secara ekonomi maupun keamanan. Karena itu, cagub -cawagub Jatim harus memasukan ini dalam rencana program kerja mereka,” tandas Suhawi. (mdr/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News