Caleg PSI Andhy Budiman Imbau Masyarakat Waspada Minyak Goreng Jelantah Daur Ulang

Caleg PSI Andhy Budiman Imbau Masyarakat Waspada Minyak Goreng Jelantah Daur Ulang

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Andhy Budiman, Caleg 2019 DPR RI dari PSI terus gerilya ke masyarakat untuk menggalang dukungan. Rabu (20/12/2017) saing tadi, ia menyapa ibu-ibu yang ada di Kelurahan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur.

Dia mengajari ibu-ibu cara menggunakan minyak goreng yang benar untuk memasak. "Jangan menggunakan minyak jelantah (minyak kelapa bekas,red), karena membahayakan kesehatan," ujar mantan jurnalis ini.

Andy Budiman mengingatkan warga agar tidak mudah tergiur dengan harga murah minyak kelapa, karena saat ini banyak beredar minyak jelantah yang diberi obat pemutih, sehingga terlihat segar serta dikemas seolah-olah merupakan minyak kelapa baru.

"Minyak seperti itu bisa menyebabkan sakit lambung, kanker dan penyakit berbahaya lainnya," pesannya.

Untuk itu, Andy mengingatkan warga agar membeli minyak kelapa di tempat aman serta memperhatikan merek dan kode Badan Pengawas Obat dan Makanan/Minuman (BPOM).

Pada kegiatan tersebut, ia mendatangkan narasumber Ari Karsanto, kader PSI yang mengelola sejumlah bank sampah di Surabaya.

Dalam paparannya, Ari menjelaskan cara termudah mengenal minyak jelantah daur ulang bagi warga adalah baunya yang khas. "Minyak jelantah memiliki bau khas yang kurang sedap. Sedangkan minyak kelapa baru tidak ada baunya sama sekali," ungkapnya.

Menurut Ari, minyak kelapa dengan kualitas bagus masih bisa digunakan maksimal 5 kali pemakaian tergantung kadar asamnya.

"Saat kita mengonsumsi makanan hasil memasak menggunakan minyak jelantah dapat dirasakan langsung perbedaan rasanya dibanding menggunakan minyak kelapa baru," lanjutnya.

"Saya sarankan kepada warga agar tak mudah terbuai harga murah dan beli di sembarang toko. Meski harganya lebih mahal sedikit, tapi belilah minyak goreng dari produk dengan merek yang sudah terkenal, supaya keasliannya terjaga. Salah beli, bisa jadi salah konsumsi. Padahal efeknya bisa berbahaya. Mari menjadi konsumen cerdas dan berhati-hati," pungkasnya. (hud/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO