Hadiri Haul di Pasuruan, Khofifah Ungkap Tanda-tanda Kewalian Gus Dur

Hadiri Haul di Pasuruan, Khofifah Ungkap Tanda-tanda Kewalian Gus Dur

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Tak sedikit masyarakat, terutama warga Nahdlatul Ulama (NU) yang menganggap KH Abdurrahman Wahid () adalah wali Allah. Bahkan, setiap hari, peziarah dari berbagai daerah mendatangi makamnya di kompleks pemakaman keluarga Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Dalam catatan Pengasuh Ponpes Tebuireng yang juga adik kandung , KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), tak kurang dari 1,5 juta dalam setahun makam Presiden ke-4 RI tersebut didatangi peziarah dari seluruh penjuru Indonesia dengan latar belakang agama dan budaya.

Benarkah wali Allah? Menteri Sosial yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU, Indar Parawansa berbagi informasi untuk memberikan penguatan tentang kewalian 'bapak ideologinya' tersebut.

Salah satu pengalaman yang dirasakan ketika diminta mendaftarkan sebagai calon presiden dan Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden, pasca sidang MPR menolak laporan pertanggungjawaban Presiden ke-3 RI, BJ Habibie.

"Laporan pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie ditolak MPR pukul 12 malam, setengah jam kemudian saya ditelepon agar didaftarkan sebagai calon presiden," kenang yang saat itu menjabat Sekretaris Fraksi PKB di MPR.

Testimoni tersebut disampaikannya saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dirangkai dengan Haul Syekh Abdul Qodir al Jaelani RA, para masyayaikh, dan Haul ke-8 yang digelar Idaroh Syu'biyah Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Bangil pimpinan KH Zainul Musta'in di Bangil, Pasuruan, Minggu (31/12) malam.

Hadir dalam kesempatan tersebut Katib Aam Syuriah PBNU yang juga Jubir saat menjadi Presiden ke-4 RI, KH Yahya Cholil Staquf, serta Habib Abubakar bin Hasan Assegaf dari Pasuruan.

menambahkan, dirinya harus berpikir dan bertindak cepat karena hanya punya waktu 6,5 jam sebelum pendaftaran ditutup pukul 07.00 WIB. "Selain waktunya dinihari, persyaratan pencalonan presiden kan macam-macam," katanya.

Apalagi di antara persyaratan itu ada yang harus ditandatangani sejumlah pimpinan lembaga. Misalnya Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) atau dulu dikenal dengan nama Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) yang harus ditandatangani Polres Jakarta Selatan.

Lalu surat keterangan tidak sedang dipidana yang harus ditandatangani ketua PN Jakarta Selatan, serta surat keterangan bahwa tidak punya utang yang harus ditandatangan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

"Jam setengah satu ketika dawuh itu saya masih di ruang sidang. Kemudian saya telepon Mbak Yenny (putri ) agar membantu menyiapkan surat-surat tersebut. Kata Mbak Yenny: Gimana caranya, ini sudah dinihari," katanya.

Tak menemukan jalan lewat Yenny, lantas menelepon Fajrul Falaakh, kakak kandung Ketua Umum PPP, Romahurmuziy. "Saya berharap menemukan solusi karena beliau pakar hukum. Tapi Mas Fajrul bilang: Bagaimana caranya, dinihari kantor-kantor enggak ada yang bisa diketuk pintunya."

Waktu terus berjalan. lantas punya ide membuat surat yang diketik sendiri untuk ditandatangani . Pukul 04.00 WIB, ketiga surat tersebut ditandatangani . Satu jam kemudian seluruh berkas ditandatangani Ketua Fraksi PKB di MPR, KH Yusuf Muhammad (Gus Yus) untuk selanjutnya dibawa ke tempat pendaftaran calon presiden.

"Jadi dulu, pendaftaran sebagai calon presiden bukan dilakukan dengan berombong-rombong sambil membaca Shalawat Badar, tapi yang mendaftarkan cuma saya dan Pak Arifin Junaidi (sekarang Ketua PP LP Ma'arif NU).

Lihat juga video 'Semua Agama Sama? Ini Kata Gus Dur':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO