SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Tudingan politisasi Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) oleh Khofifah Indar Parawansa dalam koordinasi PKH di Trawas, Mojokerto dibantah oleh Koordinator Wilayah (Koorwil) I PKH, Arik Dwi Prasetyo.
Pihaknya menolak jika dianggap melakukan mobilisasi mendukung pasangan Khofifah-Emil dalam Pilgub Jatim. Sebaliknya, kehadiran Khofifah di acara di Trawas murni inisiatif para PKH se-Jatim yang ingin bersilaturrohim sekaligus menyerap ilmu yang dimiliki Khofifah.
Baca Juga: Sahabat Ning Lia Nganjuk Sokong Lia Istifhama Menuju DPD RI
"Jujur beliau sebagai Mantan Menteri Sosial tentunya paham terkait program PKH. Karena itu, kami ingin menyerap ilmu dan gagasan ibu yang selama ini sangat bagus. Kalau kemudian kami dituduh atau ibu memobilisasi PKH untuk Pilgub tidak ada buktinya. Lihat saja waktu acara kami murni membahas masalah program PKH kedepan sekaligus minta masukan," tegas pria asal Blitar ini, Rabu (31/1).
Arik yang menjadi koordinator pendamping PKH wilayah Mataraman dan Malang Raya ini melanjutkan, jika pendamping PKH murni ingin menyerap ilmu Khofifah sejak awal. Karena itu tidak ada baliho ucapan selamat datang atau sesuatu yang bernuansa seremonial.
Selain itu, yang hadir pun semua PKH se-Jatim, kecuali Sumenep dan Ponorogo. Mereka pun memiliki afiliasi berbeda tentunya dalam Pilgub Jatim.
Baca Juga: KPU Jatim Ajukan Anggaran Pilgub Rp 1,9 Triliun, DPRD Jatim: Tak Masalah, Asal...
"Saat baca berita soal Bu Khofifah hadir di acara PKH dan dianggap mendompleng, saya sempat kaget. Wong di acara tersebut tidak ada pembicaraan soal pilgub. Di sana kami minta arahan karena program yang dimiliki Bu Khofifah selama ini sangat bagus terutama dalam menekan angka kemiskinan. Saking hormat dan apresiasi kami ke ibu, maka kami memberikan penghargaan kepada Bu Khofifah sebagai Ibu PKH," tandasnya.
Agus kolega Arik yang merupakan Korwil Pendamping PKH Korwil II ikut angkat bicara. Menurut pria yang mengkoordinir pendamping PKH di Madura dan Tapal Kuda itu, bahwa sejak awal program tersebut tidak ada nuansa politis sedikit pun. Sebab, proses rekruitmennya murni melalui sistem online. Karena itu tidak ada campur tangan pihak lain, mereka yang diterima murni karena lulus seleksi.
“Bohong kalau ada yang bilang calon pendamping PKH harus berkomitmen mendukung Khofifah di Pilgub. Sebab, proses pendaftaran, seleksi sampai diumumkan semuanya lewat sistem online. Saya sebagai koordinator membebaskan mereka mau pilih siapa, karena itu hak politik masing-masing,” tegas pria asal Madura itu.
Baca Juga: Ini 15 Nama Cagub Potensial Jatim 2024 Hasil FGD Political Centre
Sementara itu, Bendahara DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Agus Maimun mengaku tidak kaget adanya pemberitaan tersebut. Bagi Agus hal yang wajar bila kemudian ada sebuah kelompok yang memberikan sebuah penghargaan kepada mereka yang dianggap berhasil.
"Ini berlaku bagi siapa saja, karena itu kita tidak boleh nyinyir menanggapinya. Saya kira masalah ini tidak perlu diperbincangkan lebih jauh. Biasa saja kalau ada yang nyinyir menanggapinya. Tapi yang pasti statement dari Korwil KPH jelas jika pertemuan tersebut tidak pernah diagendakan. Apalagi sampai memobilisir massa untuk mendukung Bu Khofifah. Dan aneh wong belum ada penetapan kok Bu Khofifah sudah dituding seperti itu," paparnya. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News