Tel AVIV(BangsaOnline)Para penguasa politik Israel
semakin brutal dan tak berprikemanusiaan. Bahkan parlemen dan seluruh anggota
kabinet Israel mendesak PM Benjamin Netanyahu menggunakan seluruh kekuatan
militer untuk menghancurkan Jalur Gaza dan membunuh lebih banyak penduduknya.
"Jika tidak ada yang bisa dicapai lewat jalur diplomatik, gunakan cara militer,"
ujar Gilard Erdan, menteri komunikasi dan satu dari delapan anggota keamanan di
dalam kabinet PM Netanyahu.
Kepada Radio Milier, Erdan -- dari Partai Likud -- mengatakan mengambil alih
Jalur Gaza adalah satu-satunya pilihan setelah upaya diplomatik gagal.
Naftali Bennett, ketua Bayit Yehudi, mengatakan Israel tidak boleh tampak lemah
di hadapan Hamas, karena sangat membahayakan doktrin penangkalan.
"Hamas tidak akan berhenti berharap menghancurkan negara Yahudi,"
Bennett memperingatakan.
Israel, masih menurut Bennet, juga tidak bisa memandang Hamas dengan kaca mata
Barat. "Hamas tidak menginginkan ketenangan dan perdamaian, dan demokrasi.
Nilai kita tidak sama dengan nilai mereka," ujar Bennet seperti dikutip Jerusalem Post.
Uri Ariel, menteri perumahan dan rekan Bennett di Bayit Yehuda, mengatakan;
"Kita harus membom Jalur Gaza sampai Hamas kalah, untuk mengembalikan rasa
aman Israel."
Di Knesset, parlemen Israel, pemimpin opisisi Isaac Herzog (Partai Buruh)
mengatakan tugas Netanyahu adalah memberikan rasa aman dan menyelesaikan
persoalan di selatan.
"Jika Netanyahu tidak bisa mengatasi Hamas, dan menghadirkan ketenangan
palsu, itu membuktikan pemerintah saat ini lemah dan gagal," ujarnya.
Senada dengan Herzog, Nachman Shai -- anggota Knesset dari Partai Buruh --
mengatakan; "Jangan lagi berunding. Gunakan bahasa yang dimengerti Hamas,
yaitu kekerasan."
Namun Yaakov Peri, menteri Iptek dari Yesh Atid, menentang pendudukan kembali
Jalur Gaza. "Israel tidak berminat mengontrol orang Palestina yang tinggal
di Jalur Gaza," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News