Tol Jomo Jadi Jalur Tengkorak: 22 Kasus Laka dalam 2 Bulan, 2 Tewas

Tol Jomo Jadi Jalur Tengkorak: 22 Kasus Laka dalam 2 Bulan, 2 Tewas ?Pembenahan ruas jalan Tol Jomo digencarkan. Sebagai antisipasi laka yang relatif tinggi. Foto: Yudi Eko P/BANGSAONLINE

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di ruas Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) menunjukkan grafis yang mencengangkan. Sejak terintegrasi dengan Tol Surabaya per 21 Desember 2017, ruas tax on location (Tol) sepanjang 71,74 km diduga telah menelan dua jiwa.

Dua pengguna tol itu meregang nyawa dari 22 kali kasus laka lantas dalam periode Januari-Pebruari 2018. Persoalan ini menyedot perhatian pihak Polres Jombang yang menduga tingginya kasus laka lantas di tol salah satunya dipicu penggunaan konstruksi cor sebagai ruas jalan.

Baca Juga: Tabrakan dengan Tronton di Jalan Raya Jetis Mojokerto, Truk Tangki Minyak Goreng Ngguling

"Ada dugaan seperti itu (cor sebagai pemicu laka lantas) dari Polres Jombang. Namun itu saya pastikan tidak benar karena untuk ada uji kelayakan dari pihak berwenang," ujar Kepala Divisi Operasional Tol Mojokerto-Kertosono PT MHI, Yanuar Firmanto, Kamis (1/3).

Yanuar mengklaim dari penelitian yang dilakukan pihak berwenang menunjukkan konstruksi jalan cor bisa mempertahankan umur ban lebih lama. "Penggunaan cor justru membuat umur ban lebih lama. Ini merupakan kebalikan dari jalan aspal," klaimnya.

Ia menolak tudingan ihwal kecelakaan karena kesalahan pemilihan konstruksi jalan. "Pengguna jalan tol umumnya tak tahu batasan kecepatan yang direkomendasi pabrikan ban. Untuk ban umum, kecepatan yang ditolerir maksimal 120 km per jam. Boleh saja kecepatan lebih dari itu tapi jangan sering-sering sehingga ban tidak pecah," katanya mengingatkan.

Baca Juga: Polwan Polres Mojokerto Turun ke Jalan untuk Sosialisasi Tertib Lalu Lintas

Ia mengaku pernah dibuat kaget oleh ulah pengguna jalan tol yang diluar kelaziman. "Saya menggunakan Inova Rebound dengan kecepatan 140 km perjam. Tahu-tahu dari samping ada Suzuki Carry nyalip. Saya sampai geleng-geleng melihat yang seperti ini," ungkapnya.

Menurutnya, sejak Tol Jomo ini jadi, pola pikir pengguna jalan tak lagi berpikir jalan berapa kilometer per jam. Tapi berapa menit Surabaya-Jombang.

Disinggung soal titik rawan laka, Yanuar menjelaskan lagi kalau titiknya merata. "Kalau di sebelah baratnya Pagerluyung itu yang kita tahu. Padahal sebenarnya merata. Dan kejadian laka paling sering terjadi siang hari jam 13.00-14.00 wib," pungkasnya.

Baca Juga: Truk Tangki Air di Pacet Mojokerto Seruduk Penonton Karnaval, 3 Tewas

Sementara itu, dari pantauan wartawan BANGSAONLINE.com di lapangan, sejumlah titik di ruas tol tengah mengalami perbaikan. Sejumlah badan jalan mulai dari gerbang tol Tembelang, Jombang-gerbang tol Penompo dibenahi. Upaya pembenahan yang dilakukan rekanan PT Hutama Karya (HK) ini menurut pihak pengelola dilakukan setiap saat.

"Pihak tol ingin memberikan kenyamanan yang maksimal sehingga ada kerusakan kecil pun badan jalan akan diperbaiki dengan cara menjugil badan jalan dan mengecornya ulang," pungkas Yanuar. (yep/ian) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO