Pakde Karwo Minta HIPMI Tekan Volume Impor Bahan Baku

Pakde Karwo Minta HIPMI Tekan Volume Impor Bahan Baku Gubernur Jawa Timur saat berfoto bersama HIPMI Jatim di depan Gedung Negara Grahadi, Kamis (1/3).

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jatim Dr. H. Soekarwo meminta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim untuk mengatasi impor bahan baku. Sebab sebanyak 74,99 persen bahan baku Indonesia berasal dari impor.

"Impor bahan baku ini jadi permasalahan kita. Bahkan ekspor kita rendah karena terjebak dalam impor bahan baku yang tinggi. Ini yang perlu dicarikan solusinya pengganti bahan baku impor," ujar Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim saat Pelantikan Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI Jatim Periode 2018-2021 di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (1/3) pagi.

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

Untuk menekan volume impor, HIPMI Jatim diharapkannya dapat melihat potensi bahan baku yang ada di dalam negeri. Dalam hal ini HIPMI Jatim juga bisa mengolah atau mengganti bahan baku dengan bahan substitusi. "Kalau ada bahan baku yang tersedia di sini, maka tidak perlu lagi impor," jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan, menerapkan Sistem Informasi Perdagangan Bahan Baku (SIPAP) untuk mengatasi permasalahan impor bahan baku di Jatim. Tujuan dibuatnya aplikasi ini agar mendorong sistem perdagangan yang mempercepat substitusi impor, sehingga kemandirian industri dalam negeri dapat terwujud.

Dalam aplikasi tersebut, jelas Pakde Karwo, dapat dilihat berbagai raw material dari berbagai daerah di Indonesia, data real time mengenai potensi dan kebutuhan masing-masing daerah, bersumber dari aggregator masing-masing provinsi. Dan aplikasi ini dapat membuat perusahaan langsung dapat melakukan business to business.

Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud

Selain itu, lanjutnya, mengatasi impor bahan baku juga bisa dilakukan dengan mendirikan smelter untuk mengolah bahan baku di Jatim. Misalnya, mengolah bauksit dan nikel untuk industri rumah tangga. Kita kan punya banyak, jadi tidak harus impor dari Cina, tegasnya.

Terkait tentang digital ekonomi, di hadapan Pengurus BPD HIPMI Jatim, Pakde Karwo menyatakan ketidaksepahamannya tentang konsep digital ekonomi yang mengutamakan trader. Digital ekonomi sebaiknya merupakan industri, diproses, dan di pasar. Jangan sampai media membuat startup terhadap trader, tetapi lebih baik startup terhadap industri. Sebab peranan industri dan perdagangan adalah penting, ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum BPD HIPMI Jatim dr. Mufti Aimah Nurul Anam memuji kepemimpinan Pakde Karwo sebagai Gubernur Jatim yang mampu mengukir prestasi di tingkat nasional. Salah satunya, Jatim menjadi provinsi yang memiliki akuntabilitas dengan predikat A. Selain itu, penurunan kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi juga berada di atas rata-rata nasional.

Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum BPP HIPMI Yaser Palito mengatakan para pengusaha muda adalah masa depan, sehingga harus dapat memberikan, khususnya kepada Pemerintah. 

Dicontohkan, ketika baru dilantik dan melakukan audiensi dengan Presiden RI, dirinya mengusulkan bunga kredit untuk UMKM dapat diturunkan menjadi single digit, dan twrwujud. 

Alasannya, hal itu sangat membantu perkembangan dan kehidupan UMKM yang menjadi fondasi ekonomi bangsa. Selain itu, BPP HIPMI, juga mendorong lahirnya tax amnesty dan penyelenggaraan jambore HIPMI perguruan tinggi guna mewujudkan pengusaha-pengusaha muda.

Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia

Sementara itu, menjawab pertanyaan media tentang permasalahan banjir di Bojonegoro, Pakde Karwo menjelaskan salah satu solusinya dengan membuat lima pintu air di Plangwot Sedayu Lawas yang dibuka untuk kemudian dibuang ke laut. Dengan demikian, Plang Wot Sedayu Lawas bisa mengalirkan air 1000 meter kubik per detik ke laut.

Solusi tersebut seperti kasus dam di Mlirip Mojokerto, yang agar Mojokerto dan Surabaya tidak banjir maka air Sungai Brantas dibuang ke Sungai Porong melalui dam Mlirip, sehingga kedua daerah ini tidak banjir.. Pintu airnya harus dijaga terus karena bendungannya hanya satu di Gajah Mungkur. Beda dengan Brantas yang memiliki tujuh bendungan, jelasnya. (ian/rev) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO