SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Hasil survei yang dilakukan Polmark Indonesia terhadap Pemilihan Kepala Daerah di Jawa Timur menyebutkan, pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno unggul 42,7 persen dibandingkan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang meraih 27,2 persen.
"Sementara, terdapat 30,1 persen responden yang menyatakan belum menentukan pilihan (undecided voters). Berarti, berdasarkan survei kami, hasil selisihnya sebesar 15,5 persen, cukup jauh juga," ungkap Direktur Riset Polmark Indonesia Eko Bambang Subiantoro, di Hotel Mercure Surabaya, Rabu (14/3).
Baca Juga: Gus Ipul Tetap Jabat Mensos di Kabinet Merah Putih
Ia mengatakan, kemenangan Gus Ipul-Puti merata hampir di semua wilayah. Dimulai dari Mataraman 37 persen, sedangkan Khofifah-Emil 23,8 persen. Wilayah Tapal Kuda dan Pendalungan Gus Ipul-Puti mendapat 48,7 persen, sementara Khofifah-Emil 18,7 persen. Di wilayah Arek, Gus Ipul-Puti meraih 50 persen dan Khofifah-Emil 27 persen.
"Pasangan Khofifah-Emil hanya menang di Madura dengan 57,7 persen, sedangkan Gus Ipul-Puti Soekarno 25,4 persen," tandasnya.
Eko mengaku, hasil survei tersebut menggunakan teknik multistage random sampling dengan melibatkan 1.200 responden di Jatim yang dimulai pada 6-11 Februari 2018. Margin error dari survei ini sebesar plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Aktif Tanggulangi Kemiskinan di Jatim, Pj Gubernur dan Mensos Apresiasi Kerja Pilar Kessos
Menanggapi survei tersebut, Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Kacung Maridjan mengatakan tingginya angka pemilih yang belum menentukan pilihan itu disebabkan oleh dua cagub tersebut representasi dari NU (Nahdlatul Ulama).
"Khofifah menjabat sebagai Ketua Muslimat NU, sementara Gus Ipul mantan Ketua Ansor dan saat ini menjabat salah satu ketua di PBNU. Pemilih yang sebagian besar juga warga NU bimbang karena keduanya sama-sama NU," jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Sosial Politik Novri Susan menjelaskan bahwa keunggulan Gus Ipul-Puti tersebut karena mereka dinilai mampu merepresentasikan pasangan religius dan nasionalis. "Gus Ipul mampu memeluk basis NU dengan baik, sedangkan Puti membawa identitasnya sebagai representasi nasionalis," jelasnya.
Baca Juga: Gebyar Hari Anak Nasional Kota Pasuruan, Gus Ipul: Semoga Jadi Pemimpin Masa Depan
Dosen Fisip Unair itu menuturkan, meski Gus Ipul-Puti memiliki elektabiltas tinggi, angka tersebut masih belum aman jika tidak dikelola dengan baik. "Masih sangat mungkin dikejar sehingga sangat perlu tetap bekerja keras bagi Gus Ipul-Puti serta timnya. Begitu juga sebaliknya, jika pasangan Khofifah-Emil mau bekerja keras maka bisa saja menyalip," pungkasnya.
Seperti diketahui, tim litbang Kompas dalam surveinya menyebut, persaingan dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jatim kian ketat.
Selisih tingkat keterpilihan pasangan Khofifah-Emil dengan pasangan Gus Ipul-Puti Soekarno amat tipis, yaitu hanya 0,5 persen. Khofifah-Emil memperoleh elektabilitas 44,5 persen, sedangkan Saifullah-Puti 44,0 persen. (ian/rev)
Baca Juga: Dorong UKM dan IKM, Gus Ipul dan Istri Resmikan Galeri Dekranasda di Alun-Alun Kota Pasuruan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News