KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto tahun 2018 ini akan memperbesar eksplorasi gas metan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Randegan. Upaya mendongkrak potensi gas alam tersebut diharapkan dapat menjangkau lebih banyak distribusi gas ke warga.
Pihak DLH memproyeksikan kandungan gas di TPA tersebut dapat digunakan untuk menjangkau 75 persen sambungan baru. "Dengan pengembangan eksplorasi ini, kita akan menjangkau paling sedikit 75 persen sambungan baru. Tahun ini segera kita laksanakan," cetus Kepala DLH Kota Mojokerto Amin Wakhid, Minggu (25/3).
Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN
Amin mengungkapkan saat ini pihaknya telah mensuplai gas metan gratis bagi 24 warga di kisaran TPA. Proyek ini telah berjalan bertahun-tahun, dan pengembangannya masih terkendala minimnya instalatir. "Kemampuan produksi gas metan kami bisa untuk 100 rumah tangga. Butuh anggaran sekitar Rp 140 juta untuk pipanisasi ke sekeliling TPA," tandasnya.
Meski demikian, energi alternatif elpiji tersebut tak bisa maksimal. Pasalnya, kemampuan kompresor yang ada tak bisa digunakan sepanjang hari. "Operasional saat ini hanya 10 jam karena kemampuan kompresor kami yang terbatas. Dengan pelaksanaan sambungan yang baru maka kami akan mengaliri gas 24 jam nonstop tahun depan," pungkasnya.
Usulan penambahan jam operasional gas metan sempat disampaikan warga ke Wakil Wali Kota Suyitno saat sidak bersama para kepala Satker di TPA. "Gasnya mbok yao ditambah Pak, mulai subuh sampai jam 9.00 wib lah," harap Komsatun, warga setempat.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024
Menjawab tuntutan warga, orang nomer dua di pemkot itu berjanji berusaha memenuhinya. "TPA kita masih dalam pengembangan. Jika sudah maksimal menggunakan sistem control landfill maka penambahan jam dan distribusi jaringan bisa kita tambah," jelasnya. (yep/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News