KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati Isra’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW, Pondok Pesantren Kedunglo Kediri akan menggelar Mujahadah Kubro. Selain itu, acara tersebut juga untuk memperingati Haul pendiri Wahidiyah KH. Abdul Majid Ma’roef.
Kasi Humas Panitia Mujahadah Kubro Sodik Kamsudi mengatakan, bahwa acara tersebut digelar kurang lebih selama 4 hari, yakni mulai 5-8 April 2018. Selama bebeapa hari tersebut akan digelar berbagai acara. Mulai acara seremonial dan ritual. ”Untuk acara seremonial seperti gowes, parade drum band, pakaian adat nasional yang akan diikuti peserta mulai TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tingga wahidiyah,” ujarnya.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Acara tersebut akan dihadiri ratusan ribu jamaah pengamal solawat Wahidiyah Seluruh Indonesia, dan juga perwakilan beberapa negara. Bahkan juga dari kerajaan dan salah satu menteri pertanian dari negara Malaysia juga akan hadir. ”Salah satu menteri dari Malaysia yang hadir dalam Mujahadah yakni Menteri Pertanian. Dia datang memang kehendak sendiri ingin bertemu dengan romo kiyai.Begitu juga dua raja dari Malaysia ingin ketemu secara pribadi dengan beliau,” ujarnya lebih lanjut.
Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Imam Nahrowi dijadwalkan juga akan hadir. Dan di hari puncaknya juga dihadiri ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin. “Untuk menteri pemuda dan olahraga hadir pada Sabtu (7/4) dan untuk Ketua MUI pada Minggu (8/4),” imbuhnya.
Sementara untuk acara Gowes kurang lebih diikuti sekitar 1000 bikers dari berbagai daerah yang dibuka langsung oleh ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI). Untuk acara gowes akan dilakukan dua hari, hari pertama dilakukan Kamis (5/4) dan hari keduanya dilaksanakan Jum’at (6/4). ”Untuk hari kedua kita mengakomodir peserta dari jauh yang baru bisa datang di hari Jumat,” katanya.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Untuk diketahui acara Mujahadah Kubro salama satu tahun dilakukan sebanyak dua kali. Di 2018 akan dilaksanakan pada bulan April dan Oktober. Selama acara tersebut perputaran uang diperkirakan mencapai miliaran rupiah, mengingat yang hadir sampai ratusan ribu jamaah.
“Kalau diperkirakan setiap jamaah selama 4 hari menghabiskan 200 ribu saja, sudah berapa perputaran uang selama mujahadah. Dan hal ini bisa berdampak positif. Bahkan ada sejumlah warga meminta kalau mujahadah kalau bisa satu tahun bisa diakan lebih dari dua kali,” pungkasnya. (kur/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News