Meriahkan Hari Teater Dunia, Geber Pentas selama 24 Jam

Meriahkan Hari Teater Dunia, Geber Pentas selama 24 Jam Pementasan salah satu teater asal Yogyakarta. foto: Ainur Rofiiqi/BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Teater Sendratasik Unesa rayakan Hari Teater Dunia dengan menggelar acara 24 jam berteater tanpa henti dengan melibatkan 56 komunitas teater di Pulau Jawa.

Teater Sendratasik menyelenggarakan Hari Teater Dunia (Hatedu) dengan tajuk Love Sign (Tanda Cinta) pada tanggal 7-8 April 2018 di Gedung Pertunjukan Sawunggaling Unesa. Hari Teater Dunia merupakan perayaan bagi insan pegiat seni teater seluruh dunia. Teater Sendratasik turut memeriahkannya dengan mengadakan acara teater selama 24 jam.

Baca Juga: Salah Satu Maling di Warkop yang Ditangkap Polsek Gubeng Ternyata DPO Curanmor Kampus UNESA

Menurut Rafli Banimar, mahasiswa Jurusan Sendratasik Unesa yang selaku ketua panitia mengatakan, acara yang bertajuk Love Sign (Tanda Cinta) ini bermaksud seni teater sebagai tanda cinta untuk semua orang. Dia juga menjelaskan bahwa acara Hatedu 24 jam berteater ini adalah acara yang kedua kalinya diselenggarakan oleh Teater Sendratasik Unesa.

Acara ini mementaskan 56 kelompok teater se-Jawa. Rafli menambahkan, "tahun lalu acara kami yang pertama dapat menampung 35 kelompok teater dan sekarang kami dapat menghimpun sampai 56 kelompok teater," jelas mahasiswa yang sedang melakukan studi di semester 4 prodi drama Sendratasik Unesa.

Mulai dari ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi sampai Yogyakarta. Usia dari pementas pun beragam, mulai dari anak-anak seperti Teater Bocah Putat Jaya Surabaya yang mementaskan drama berjudul Waras VS Gila. Di samping itu ada juga pementas yang sudah lanjut usia seperti Pak Asmika seniman teater asal Surabaya yang membawakan pembacaan puisi yang berjudul Peperangan Abimanyu.

Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Yakini Konaspi XI Cetuskan Solusi Konkret Tingkatkan SDM untuk Indonesia Emas 2045

Meskipun acara teater, pementasannya bermacam-macam bentuk pertunjukan mulai dari musik, tari, pembacaan puisi dan pertunjukan teater itu sendiri. Rafli mengatakan, "karena acaranya bertajuk Tanda Cinta maka kita bebaskan pementas menampilkan apa saja yang berkaitan dengan seni pertunjukan, hal ini juga sebagai wujud tanda cinta seni teater kepada semua orang," jelasnya saat ditemui BangsaOnline. Pertunjukan teater yang disajikan pementas mengandung unsur sosial, budaya lokal, lingkungan hidup dan kehidupan masa kini.

Di antara beberapa kelompok teater, ada salah satu kelompok teater yang berasal dari Pondok Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa Sidoarjo. Mereka menampilkan teater dengan judul Kasih Tak Salah Kasih. Pada pembukaan pertunjukan dimulai dengan pembacaan Al Quran dengan sangat merdu. Para aktor dan aktrisnya berkostum ala kerajaan timur tengah dan dengan bentuk panggung yang menyerupai singgasa raja. Di samping itu, usia para aktor bermacam-macam, mulai dari pemuda hingga orang dewasa. Pertunjukan mereka diakhiri dengan menyenandungkan sholawat nabi.

Menurut Ali Mahfud, mahasiswa dari UIN Sunan Ampel Surabaya yang menikmati acara Hatedu di Gedung Pertunjukan Sawunggaling, mengatakan acara Hatedu ini sangat menarik dan dapat menambah referensi bentuk pertunjukan teater bagi kelompoknya di UIN Sunan Ampel Surabaya. (*)

Baca Juga: Dinas Pendidikan Gresik Teken MoA dengan Unesa

Baca Juga: Khofifah Sabet Anugerah Widya Wiyata Dharma Samya di Dies Natalis Unesa ke-60

Sumber: *M Ainur Rofiiqi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO