BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Melihat semakin maraknya kasus tindak kekerasan seksual pada anak, Senin (23/4) Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) menggelar workshop dengan tema ‘Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual dan Mengidentifikasi Anak Korban Seksual’.
Diskusi ini diikuti oleh para aktivis perempuan, Pusat Pelayanan Terpadu (PPT), Pusat Pelayanan Anak (PPA) Polres Bangkalan, serta para anggota Jaringan Kawal Jatim se-Madura.
Baca Juga: Mahasiswa Hingga Rektor UTM Unjuk Rasa, Desak Polres Bangkalan Hukum Mati Pelaku Pembakar Mahasiswi
Direktur Jaka Jatim Mathur Husyairi memberikan penjelasan bahwa kasus ini sudah sangat mengkhawatirkan. "Sesuai dengan data kami, sejak 2011 di Bangkalan terdapat 113 kasus. Kemudian 2016 24 kasus, dan 2017 ada 13 kasus," ungkapnya.
Berdasarkan realitas yang mengerikan ini, Nunki Suwardi bersedia datang ke Bangkalan untuk memberikan ilmunya agar masyarakat bisa mengidentifikasi, mencegah dan mengenali korban pelecehan seksual.
"Selama ini mereka tidak berani bersuara dan melaporkan. Lalu diperburuk dengan penegakan hukum yang tidak memberatkan pelaku," paparnya.
Baca Juga: Dewan hingga Akademisi Desak Polisi Jerat Pembunuh Mahasiswi di Bangkalan dengan Hukuman Mati
Setelah acara, Mathur berharap kepada para peserta untuk menularkan ilmunya kepada masyarakat. "Kita berharap, teman-teman bisa menyebarluaskan pengetahuan ini kepada masyarakat. Agar kasus predator terhadap anak ini bisa kita cegah bersama-sama," pungkasnya. (bkl1/rd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News