PACITAN, BAGSAONLINE.com - Keberadaan pohon ayoman yang berjajar di ruas jalan kota Pacitan sudah seharusnya dilakukan peremajaan. Sebab sudah banyak dari pepohonan itu yang sudah tua sehingga akarnya menyembul keluar dan merusak aspal serta trotoar jalan.
Pemandangan mengkhawatirkan itu sebagaimana terjadi di sepanjang Jl dr. Soetomo, tepatnya di Timur Gedung Bappeda. Pohon-pohon itu dikhawatirkan tumbang sewaktu-waktu dan mengancam keselamatan pengguna jalan apabila terus dibiarkan tanpa ada upaya pemotongan.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
"Sebenarnya kita terus melakukan peninjauan lapangan. Kalau memang ada pohon ayoman yang akarnya lapuk atau batang pohon mengering segera kita potong," ujar Suprayitno, Kabid Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi, Rabu (2/5).
Pihaknya mengaku juga membuka komunikasi dengan masyarakat seandainya memang menemukan adanya pohon ayoman yang dirasa perlu dipotong.
"Kalau ada aduan dari masyarakat segera kita tindaklanjuti. Seperti di ruas jalan Desa Sirnoboyo, di situ ada pohon ayoman yang dahan serta rantingnya mengganggu kabel jaringan PLN. Saat itu juga langsung kita pangkas," jelasnya.
Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...
Menurut Suprayitno, tingkat ketahanan masing-masing pohon bervariatif. "Kalau pohon talok misalnya, pohon ini biasa ditanam secara swadaya oleh masyarakat di tepian jalan dan bisa bertahan maksimal hanya sampai usia 10 tahun. Lebih dari itu, batang pohon biasanya mengering dan berpotensi tumbang. Berbeda dengan pohon tanjung yang usianya sampai 25 tahun lebih. Kita biasa menanam pohon glodokan sebagai ayoman. Sebab usianya sampai 30 tahun lebih," tandasnya. (yun/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News