KOTA MADIUN, BANGSAONLINE.com – Generasi unggul nan handal dalam menerapkan teknologi saja belum cukup. Keimanan dan ketakwaan juga tetap harus dimiliki. Ini tentu menjadi harapan setiap daerah, begitu juga di Kota Madiun.
Pesan itu disampaikan Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto saat sosialisasi solidaritas dan ikatan sosial kepada masyarakat di aula Kecamatan Kartoharjo, Kamis (3/5).
Baca Juga: Rapat Paripurna Pengambilan Keputusan 2 Raperda Inisiatif DPRD dan 4 Raperda Kota Madiun
Itu sengaja diberikan demi memupuk kepribadian dan solidaritas pelajar menghadapi maraknya berita hoax dan ujaran kebencian yang dapat merusak sendi-sendi bangsa. Ini juga sekaligus menjadi tema sosialisasi.
‘’Keimanan dan ketakwaan dalam bernegara itu diwujudkan melalui sifat tenggang rasa atau solidaritas. Juga ikatan sosial atau human relation dalam menjalankan hubungannya di keluarga dan masyarakat,” kata Sugeng di hadapan ratusan pelajar se-Kota Madiun.
Keimanan dan ketakwaan (imtaq), kata dia, perlu ditingkatkan. Terutama bagi pelajar. Para generasi penerus ini diharapkan mampu menangkal efek negatif dari teknologi. Utamanya, hoax dan ujaran kebencian.
Baca Juga: Peringati HKN 2024, Pemkot Madiun Gelar Jalan Sehat Bareng Warga
Selain itu, pemerintah juga wajib mempersiapkan generasi yang tahu akan dirinya. Ini penting agar pelajar tahu harus melakukan apa untuk daerahnya serta tahu berada dimana. Artinya, dapat memposisikan diri sesuai kondisi geografis, demografis dan sosiologis yang ada di Kota Madiun.
‘’Dengan memahami geografis daerah, maka akan tahu sumber daya alam yang ada sehingga diharap mampu menjaga dan mengembangkan sumber daya tersebut,’’ tambahnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, merupakan upaya Pemkot untuk mempersiapkan generasi muda khususnya dibidang pendidikan dan kesehatan. Pelajar juga diminta dapat mengetahui apa itu daerah otonom.
Baca Juga: Pj Wali Kota Madiun Berharap Peran Aktif Satlinmas dalam Pilkada 2024
‘’Jika tidak tahu tentang daerah otonom, otomatis tidak tahu kewenangan pemerintah kota, provinsi maupun pusat. Ibarat hendak berteriak maka harus tahu dulu siapa yang hendak diteriaki. Siapa yang akan dituntut dalam memperjuangkan keinginannya. Jika tidak memahami lebih baik diam. Karena berbicara berarti tahu. Kalau itu diterapkan, ini baru yang disebut pelajar Kota Madiun,’’ pungkasnya.
Kegiatan juga merupakan bentuk kehadiran Pemerintah Kota Madiun di tengah masyarakat. Ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, agar pelajar di Kota Madiun mempunyai kepribadian solidaritas dan kemampuan dalam menangkal hal negatif di era keterbukaan informasi dan teknologi. (hen/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News