JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Ada yang menarik dalam debat pertama Cabup-Cawabup Jombang 2018 yang digelar di gedung Pabrik Gula Djombang Baru, Sabtu (12/5). Pasalnya, masyarakat turut dilibatkan untuk memberikan pertanyaan kepada masing-masing paslon.
Dari sejumlah pertanyaan dari warga yang dikumpulkan oleh panitia, paslon diminta memilih secara acak pertanyaan tersebut. Paslon nomor urut 3 Syafiin-Choirul, misalnya. Keduanya mendapatkan pertanyaan dari Nuris warga Kecamatan Mojowarno yang sehari-harinya berprofesi sebagai guru honorer.
Baca Juga: Tidak Ada Gugatan, Mundjidah-Sumrambah Ditetapkan Sebagai Pemenang Pilbup Jombang
Ia mengeluhkan kondisi Guru Tidak Tetap (GTT) yang sampai ini gajinya masih memprihatinkan. "Gaji GTT masih minim, hanya kisaran ratusan ribu. Yang saya ingin tanyakan adalah, bagaimana nasib guru honorer ke depannya, terutama terkait gaji yang minim dan SK Bupati. Terkait SK Bupati ini, di kabupaten-kabupaten lain sudah mendapatkan, sedangkan di Jombang baru SK dari dinas," ujar Nuris dalam tayangan video yang diputar.
Nuris juga mempertanyakan pengangkatan CPNS yang terkesan kurang transparan. "Padahal ada yang sudah mengabdi selama 15 tahun, tapi belum diangkat PNS, bahkan K2 juga belum masuk. Saya berharap ke depan pengangkatan CPNS lebih terbuka," katanya.
Menjawab pertanyaan ini, Gus Syaf berjanji akan memperjuangkan nasib guru honorer apabila ia terpilih sebagai Bupati. "Saya akan koordinasi dengan Menteri Pendidikan dan menteri-menteri terkait lainnya, bagaimana menyelesaikan GTT dan K2 di Jombang," paparnya.
Baca Juga: Paslon Nomor Urut 1 Unggul Sementara di Pilbup Jombang
"Saya hadir dengan Choirul Anam untuk menyelesaikan terkatung-katungnya honorer, GTT, dan K2. Karena itu, berikanlah kami waktu. Kami akan koordinasikan dengan Pemprov dan Pemerintah Pusat," imbuh pria yang juga jebolan guru olahraga ini. (rev/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News