Minoritas Sempurna

Minoritas Sempurna Dahlan Iskan

Semua tetangga dan teman saya Jawa, Islam. Tamat SMA (Madrasah Aliyah) baru saya merasakan jadi minoritas terbatas. Suku Jawa di lautan suku Banjar. Makanannya beda, tehnya beda, bahasa beda. Saat merantau ke Kaltim. Selama hampir 10 tahun. Dan dapat istri suku Banjar. Di rumah pun kemudian berbahasa Banjar.

Tapi sifatnya masih minoritas terbatas: lingkungan saya masih Islam dan pribumi.

Setelah beberapa tahun di Samarinda itu baru saya punya kenalan orang Tionghoa. Pemilik gedung-gedung bioskop di seluruh Kaltim dan Kalsel.

Waktu itu saya jadi aktivis kampus. Sebelum drop out. Harus cari dana. Ketemu cara: memutar film di luar jadwal bioskop. Khusus untuk yang tidak punya uang. Murah. Kerjasama dengan pemilik bioskop.

Itulah pengalaman pertama cari uang. Bisnis kecil-kecilan. Bukan untuk pribadi. Motivasinya tunggal: membiayai aktivitas organisasi.

Waktu itu bioskop di Samarinda hanya tayang dua kali: pukul 4 dan 7 sore/malam. Kami memutarnya pukul 1 siang. Itu 45 tahun yang lalu. Saat berumur 20 tahun. Kira-kira. Masih ingat nama gedung bioskopnya: Gelora. Di Jalan Diponegoro. Kini jadi hotel bintang lima.

Baru sekarang saya buka rahasia ini: Itulah pertama kali saya nonton film. Pertama kali pula masuk kedung bioskop. Langsung jadi pengelolanya selama dua jam seminggu sekali.

Baru di Samarinda itu pula, di umur 20 tahun, pertama kali saya merasakan minum yang ada es batunya. Sebelum itu, ketika masih si Jawa, saya selalu ngiler setiap melihat orang minum es cendol atau es buah. Tapi saya tahu: tidak mungkin bisa membelinya.

Setelah itu baru saya punya kenalan orang Kristen. Bagi perorangan dari kelompok mayoritas, sesekali merasakan menjadi minoritas rasanya baik. Bisa saling lebih paham.

Hampir sebulan di Hays kemarin keminoritasan saya sempurna: Tinggal di rumah orang kulit putih, bertetangga semua kulit putih, tuan rumahnya pernah jadi minister gereja: saya bisa diskusi terbuka soal Quran dan Injil dan Kitab Kejadian dan Penciptaan Adam dan banjir zaman Nabi Nuh, dan sekali ke masjid semua jamaahnya Arab….(dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO