MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com – Melihat banyaknya potensi produk industri kecil dan menengah yang belum memiliki label (merek) atau brand. Calon Gubenur Jawa Timur nomer urut satu Hj. Khofifah Indar Parawansa dalam kunjungannya ke beberapa wilayah di Mojokerto menyarankan kepada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk membuat Komunal Branding.
Seperti dijelaskan, Komunal Branding adalah suatu Brand atau label produk yang dapat dipakai secara bersama-sama dalam suatu klaster industri yang sama.
Baca Juga: Warga Jatim Berjubel Hadiri Kampanye Terakhir Khofifah-Emil, Kiai Asep: Menang 70%
“Saya melihat titik-titik usaha di Mojokerto ini mudah untuk di klaster. Seperti di wilayah Kecamatan Gondang yang memproduksi makanan Samiler, di wilayah Kecamatan Dlanggu yang memproduksi Sambel, produk kerajinan Gerabah di wilayah Desa Mlaten-Kecamatan Puri, ada kerajinan batu bata di Kecamatan Bangsal, kerajinan kuningan di Kecamatan Trowulan yang hampir seratus persen dapat di ekspor dan di wilayah Kecamatan Prajuritkulon ada kerajinan sepatu-sandal,” terangnya.
Dalam prateknya, harusnya ada tim yang selalu memberikan pendampingan sekaligus memberikan fasilitasi bagi para penghasil produk-produk tersebut. Jika industry kecil ini dapat di kumpulkan maka tentunya permodalan mereka juga akan terkumpul dan menjadi besar. Ini akan mampu bersaing untuk mendapatan buyer untuk mengembangkan pemasaran produk mereka.
Khofifah mencotohkan, jika produk kerajinan grabah di wilayah Desa Mlaten, Kecamatan Puri menurutnya mempunyai nilai estetika yang sangat tinggi. Tetapi kebanyakan pola pekerjaannya masih sangat sederhana.Ini artinyan jika dilihat dari keunggulan kompetitif bagi Mojokerto maka harusnya para pengerajin tersebut sudah mendapatkan perlindungan dan fasilitasi untuk bisa terus mengembangkan produk kerajinan mereka.
Baca Juga: Dukungan Para Pekerja MPS Brondong Lamongan untuk Menangkan Khofifah di Pilgub Jatim 2024
“Saya melihat waktu itu di sentral produksi grabah, ada suatu formad khas majapahitan. Disini pasti tidak banyak orang yang bisa melakukan. Nah jika pruduk tersebut diberikan brand maka akan mempunyai daya saing yang tinggi,” tambahnya.
Sama halnya mengenai produk sepatu-sandal di lokasi Prajuritkulon, lanjut Khofifah, hasil kerajinan ini sudah mempunyai brand dan sudah mampu bersaing untuk mendapatkan buyer.
”Kalau ingin membangun bragening position dengan para trader dan buyer relative modalnya juga harus kuat. Jika modalnya kecil ya harus dibikin klaster,” tambahnya.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Guna hasil produksi pengerajin dapat tempat di hati masyarakat, Khofifah memberikan tip khusus. Simple sekali, salah satunya adalah di buatkan gapura yang identik dengan produk yang sudah di hasilkan. Misalkan di kampung penghasil gerabah, di pintu masuk desa tersebut di buatkan gapura yang bertuliskan ‘Anda memasuki perkampungan gerabah’ dan dilokasi yang sama juga dibuatkan replica gerabah berbagai jenis.
“Nantinya jika lokasi tersebut dapat menarik warga untuk dijadikan lokasi sefi maka lokasi tersebut akan cepat dikenal oleh masyarakat tidak hanya dari masyarakat sekitar namun juga hingga mancanegara,” ungkapnya.
Dalam Nawabakti Satia, di tim paslon satu pihaknya juga menyebut mengenai pentingnya Komunal Branding atau Brand namun milik komunal. Jadi seluruh produk di wilayah klaster ini mereka punya khas brand yang sama. Selain keberadaan Koperasi yang sangat kuat guna menunjang permodalan di wilayah tersebut. (sof/ian)
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News