JOMBANG, BANGSONLINE.com - Seorang dosen di Jombang menjadi kolektor kitab-kitab kuno. Kitab-kitab yang dikumpulkannya berusia puluhan hingga ratusan tahun, bahkan ada yang sampai 300 tahun. Dia adalah Agus Sulton pria berusia 32 tahun, asal Kota Santri.
Kecintaannya terhadap sastra menggiring Agus untuk mengumpulkan kitab-kitab kuno tersebut. Agus memulai perburuannya terhadap manuskrip kuno sejak akhir tahun 2008. Selain di Jombang, lulusan Fakultas Sastra Universitas Airlangga Surabaya ini mencari kitab-kitab kuno di Kediri, Lamongan, dan Nganjuk. Utamanya dulu daerah yang menjadi lokasi pondok pesantren yang telah bubar sebelum tahun 1950.
Baca Juga: Pria dari Tuban Tewas Tersangkut Kabel Putus di Jombang
“Saya dapatkan dari para keturunan pengasuh pesantren. Selain itu dari keturunan mantan tukang macapat. Paling banyak saya dapatkan dari Kediri,” kata Agus kepada wartawan di rumahnya Dusun Payaksantren, Desa Rejoagung, Ngoro, Jombang, Jumat (6/8).
Koleksi puluhan kitab kuno tersebut, kini dia simpan rapi di almari rumahnya. Selama hampir 10 tahun tekun mengumpulkan manuskrip kuno, kini Agus mempunyai 79 kitab kuno. “Isinya mengenai pengobatan, ajaran fiqih, tauhid, cerita-cerita babad, serat Lukoyanti, cerita-cerita nabi, syair Nabi Muhammad, termasuk hukum-hukum adat,” imbuhnya,
Pria yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Hasyim Asy’ari Jombang itu pun menjelaskan, puluhan kitab kuno miliknya tak hanya ditulis menggunakan aksara Jawa. Ada juga manuskrip yang menggunakan aksara Pegon dan Arab.
Baca Juga: Ujicoba Pembelian dengan QR Code, Konsumen Pertalite di Jombang Beri Apresiasi
“Penyalinannya kebanyakan oleh para kiai atau anak buah Pangeran Diponegoro yang kabur ke wilayah Kediri dan sekitarnya. Saat itu sekitar tahun 1840-an,” jelasnya.
Manuskrip berisi Babad Bojonegoro koleksi Agus juga tergolong kuno. Kitab yang dibelinya seharga Rp 1 juta ini sudah menggunakan kertas telo. Kertas tersebut dibuat oleh home industry di Tulungagung menggunakan bahan dedaunan.
“Manuskrip ini memakai aksara Jawa, cuma bahasanya agak kuno. Umur naskah sekitar 100-an tahun,” terangnya.
Baca Juga: Jadi Gunjingan Warga, Oknum Kades di Jombang Gadaikan Mobil Siaga Desa dan Motor Dinas
Untuk mengumpulkan koleksinya itu, staf pengajar Fakultas Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy), Jombang ini mengaku tak menghabiskan dana yang besar. Ini karena sebagian besar kitab kuno tersebut didapatkan secara cuma-cuma.
Mereka memilih menghibahkan kitab kuno kepada Agus dengan harapan agar lebih bermanfaat. Hingga saat ini, duit yang dia keluarkan untuk mendapatkan puluhan manuskrip kuno itu hanya berkisar Rp 3 juta.
“Paling mahal saya beli Rp 1 juta, itu manuskrip Babad Bojonegoro. Kitab ini menggunakan aksara Jawa, ada dua jilid dari bahan kertas Telo. Umur naskah sekitar 100-an tahun,” tutupnya. (rony suhartomo)
Baca Juga: Perangkat Desa di Jombang Ditangkap Usai Terlibat Illegal Logging
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News