Ini Penyebab Lonjakan Harga Telur Ayam Versi Peternak di Blitar

Ini Penyebab Lonjakan Harga Telur Ayam Versi Peternak di Blitar

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Harga telur ayam beberapa minggu terakhir naik cukup signifikan. Di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Blitar misalnya, harga telur ayam menyentuh angka Rp 27.000 hingga Rp 28.000 per kilogram. Lonjakan harga di pasaran ini karena harga di tingkat peternak yang sudah cukup tinggi, yakni di kisaran Rp 23.000 perkilogram.

Saifudin peternak di Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar mengaku kenaikan harga telur dipicu beberapa faktor. Salah satunya adalah produksi telur yang menurun sejak beberapa bulan terkahir.

Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport

"Produksinya turun drastis, jika sebelumnya per 1.000 ayam bisa mencapai 50 hingga 55 kilogram per hari. Sekarang cuma 30 hingga 40 kilogram per hari," jelas Saifudin ditemui di rumahnya, Jumat (13/7/2018).

Menurut dia, turunnya produksi dipicu karena kondisi kesehatan ayam yang menurun pasca pemerintah melarang pemakaian imbuhan pakan ternak, Antibiotic Growth Promoters (AGP) dan Ractopamine sejak awal 2018 lalu.

Residu AGP dari hasil produksi ternak dikhawatirkan menimbulkan resistensi bagi orang yang mengkonsumsi daging atau telur. Namun larangan penggunaan AGP ini justru mempengaruhi kesehatan ayam yang diikuti pada turunnya produktivitas ayam.

Baca Juga: Fungsi Kalkulator Forex Lanjutan: Melampaui Perhitungan Dasar

Kondisi ini juga memaksa peternak untuk mengafkirkan dini ayam petelurnya. Jika sebelumnya ayam baru diafkir pada usia 24 bulan, saat ini ayam yang baru berusia 19 hingga 20 bulan sudah diafkir untuk menghindari kerugian akibat ayam mati.

"Yang jelas kesehatan ayam menurun, sehingga berpengaruh pada produksi telur. Bahkan karena kondisi itu biasanya ayam baru afkir di usia 24 bulan, sekarang 19 atau 20 bulan sudah afkir. Kandang saya sekarang banyak yang kosong karena sudah diafkir dini," paparnya.

Sementara untuk mengantisipasi ayam-ayamnya diserang penyakit, Saifudin mengakalinya dengan memberikan ramuan dari tanaman herbal berupa campuran serbuk kunyit, jahe, temulawak, kencur, dan bawang putih.

Baca Juga: Freeport Dukung Transformasi Era Society 5.0 di 36 Sekolah

"Sementara pakai tanaman herbal agar gak mudah sakit, karena selain tak pakai AGP cuaca sekarang juga menyebabkan ayam rentan penyakit," tuturnya.

Untuk diketahui, Kabupaten Blitar merupakan daerah sentra penghasil telur ayam nomer tiga se Indonesia. Saat ini peternak ayam petelur di Kabupaten Blitar sebanyak 4431. Dari jumlah tersebut, populasi ayam petelur saat ini mencapai 11 juta. Dengan jumlah produksi 450 ton per hari. (ina/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'SNG Cargo: Warna Baru Industri Logistik di Indonesia':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO