BLITAR, BANGSOANLINE.com - Seorang bocah berkebutuhan khusus diduga jadi korban amukan massa. Akibatnya, bocah berusia 15 tahun yang belakangan diketahui merupakan warga Desa Tawangsari, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar itu menderita sejumlah luka di bagian wajah.
Fotonya juga sempat beredar di media sosial dengan kondisi berlumuran darah dengan kedua tangan dan kaki terikat.
Baca Juga: Terekam CCTV, Istri Anggota DPRD Blitar Jadi Korban Jambret saat Berkendara
Kepada tim liputan, Asih selaku ibu korban menceritakan kronologi anaknya hingga menjadi korban persekusi. Menurut dia, kejadian terjadi pada Selasa (10/7/2018) sekitar pukul 21.30 WIB. Saat itu ia dan suaminya tengah tertidur. Ia tak mengetahui anaknya keluar rumah sendirian.
"Kami bingung, sudah cari ke mana-mana gak ketemu. Sekitar jam 12 malam ada salah satu tetangga melihat postingan di media sosial ada anak mirip anak saya dengan kondisi berdarah berada di Polsek Garum. Saya langsung ke sana dan benar itu anak saya. Tapi kondisinya sudah dibersihkan," ungkap Asih, Minggu (15/7/2018).
Di kantor polisi Asih mengaku sejumlah petugas kepolisian menjelaskan kepadanya jika anaknya dikira maling karena berusaha masuk ke rumah seorang anggota polisi Polres Blitar. Hal ini menjadikannya korban amukan massa di daerah Pojok, Garum.
Baca Juga: Polres Blitar Amankan 6 Pelaku Judi Online dari Pelbagai Lokasi
"Katanya anak saya mau masuk rumah orang. Saat itu anak saya dikira maling, karena anak saya meski usianya masih 15 tahun kan badannya besar kayak orang dewasa," jelasnya.
Tanpa berpikir panjang, Asih langsung membawa pulang anaknya dan tak mempermasalahkan apa yang menimpa anaknya. "Saya gak berpikir macam-macam mau menuntut atau apa, yang penting anak saya ketemu. Saya juga menyadari anak saya kondisinya seperti itu," imbuhnya.
Pasca kejadian, Asih langsung membawa anaknya ke dokter untuk diperiksa. Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak ada luka serius ataupun luka dalam di tubuh bocah berinisial R tersebut. Hanya luka di memar dan goresan di bagian wajah. Namun hingga kini R msih mengalami trauma dan menghindar jika bertemu orang asing.
Baca Juga: Suami Pembacok Istri di Blitar Diringkus
"Lukanya sudah sembuh, cuma kata dokter masih syok dan trauma, tapi gak parah," paparnya.
Terpisah, Kapolres Blitar AKBP Anissullah M Ridha bereaksi terkait peristiwa ini. Terlebih seorang oknum anggota kepolisian Polres Blitar, diduga ikut terlibat dalam aksi persekusi itu. Karena kejadian berawal dari rumah seorang anggota polisi tersebut.
Anissullah menyayangkan informasi yang beredar secara liar, sehingga cenderung merugikan Polri, utamanya Polres Blitar.
Baca Juga: Polisi Buru Suami Pembacok Istri di Blitar
"Informasi liar yang beredar lewat media sosial belum bisa dipertangung jawabkan kebenarannya, hal inilah yang menimbulkan persepsi dan dugaan-dugaan yang justru cenderung merugikan Polri," tutur Anissullah M Ridha.
Sementara berdasarkan rilis Polres Blitar, kronologi kejadian tersebut dari rumah Brigadir CD. Saat itu CD bersama istrinya yang baru pulang jalan-jalan melihat pintu pagar rumahnya dalam keadaan terbuka. Di depan pintu rumahnya ada seorang anak sedang berusaha membuka pintu rumahnya. Karena diduga akan berbuat macam-macam, CD mengejar anak tersebut yang langsung lari menuju garasi. Saat ditanya, anak bertubuh tinggi besar ini tak menjawab apapun.
Kemudian CD memanggil warga yang lewat di depan rumah dengan maksud menanyakan apakah ada yang kenal dengan anak tersebut, tapi tidak ada yang mengenali.
Baca Juga: Gegara Tak Dipinjami HP, Pria di Blitar Tega Bacok Istri Berkali-kali hingga Jari Putus
Sesaat kemudian ada beberapa orang berhenti melihat anak itu, tapi tetap tidak ada yang mengenali. CD sempat masuk ke dalam sesaat setelah kejadian. Setelah keluar rumah, CD melihat anak tersebut sudah mengeluarkan darah yang dimungkinkan dipukul oleh warga.
CD sendiri dalam pemeriksaan menyatakan tidak mengetahui siapa yg melakukan pemukulan. Menurut keterangan dari ketua RT 2/1 Agus Mulyanto, warga melihat sekitar 10 orang warga di luar RT 2/1. Setelah itu bocah ini langsung dibawa ke Polsek Garum yang juga diantar oleh CD.
Menindaklanjuti hal ini, sudah diadakan pertemuan antara kedua belah pihak didampingi Kapolsek. Disimpulkan bahwa ini hanyalah kesalahpahaman karena situasi saat kejadian, dan ketidaktahuan dua belah pihak.
Baca Juga: Polisi Ungkap Motif Pemeran Sekaligus Penyebar Konten Porno di Blitar
Akan tetapi CD tetap diperiksa untuk meneliti jika ada kelalaian atau pelanggaran karena tkp merupakan rumahnya. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News