LUMAJANG, BANGSAONLINE.Com - Keterlibatan Pengurus Besar Nadlatul Ulama (PBNU) dalam politik praktis disesalkan beberapa kiai sepuh. Termasuk di Lumajang, KH. Ahmad Dahlan Basuni, pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Pulosari ini menyayangkan sikap pengurus inti PBNU yang tidak netral soal dukung mendukung calon wakil presiden (cawapres).
Di sela-sela kesibukannya, KH. Ahmad Dahlan menyatakan bahwa dirinya mencermati pejabat PBNU yang angkat bicara soal Cawapres. "Saya sangat menyayangkan sikap mereka," ujarnya.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
KH. Ahmad Dahlan mengingatkan agar PBNU lebih fokus terhadap program keumatan. Berupa pemberdayaan, ekonomi, dan peningkatan pendidikan. "Harusnya mereka mengayomi umat dan tidak boleh NU ngurusi soal politik praktis," tegasnya.
Ditanya salah satu kandidat calon cawapres yang akan disandingkan dengan Jokowi, KH. Ahmad Dahlan menyatakan, bahwa Mahfud MD merupakan salah satu kader NU.
"Kalau urusan Pak Mahfud MD sudah jelas kader NU dan orang NU tulen. Beliau adalah orang kepercayaan Gus Dur. Masa ada orang Madura yang bukan NU," candanya.
Baca Juga: Alasan Prestasi, Keluarga Besar Ponpes Syarifuddin Lumajang Doakan Khofifah Jadi Gubernur 2025-2030
Bagi orang Madura, kata dia, Presiden Indonesia tetap Bung Karno. Sedangkan Jokowi cuma sebatas penerus yang memang pantas didampingi Mahfud dalam Pemilihan Presiden tahun 2019.
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Polusari berdiri mulai tahun 1930. Ponpes yang berada di Kelurahan Citrodiwangsan, Kecamatan Kota Lumajang ini merupakan salah satu ponpes tertua di Lumajang. Hingga saat ini ponpes tersebut tetap eksis dan telah menelurkan santri berkualitas yang tersebar di Indonesia. (ron/rd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News