Jelang Idul Adha, Ribuan Hewan Ternak dari Pacitan 'Diekspor' ke Jakarta

Jelang Idul Adha, Ribuan Hewan Ternak  dari Pacitan Agus Sumarno, Kabid Keswan Dinas Pertanian Pacitan.

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Lalu-lintas perdagangan hewan ternak di jelang hari raya Idul Adha mencapai ribuan ekor. Menurut Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Pertanian setempat Agus Sumarno, hingga kemarin sedikitnya ada 870 ekor sapi dan 925 ekor kambing yang dikirim ke Jakarta guna keperluan qurban.

Terkait hal tersebut, Dinas Pertanian terus melakukan pengawasan, utamanya hewan-hewan ternak yang dimungkinkan terjangkiti bakteri anthrax.

Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4

"Kita sudah suntikkan 10.000 vaksin kepada hewan ternak. Khususnya di wilayah barat, yaitu Kecamatan Pringkuku, Punung, dan Donorojo. Sebab di tiga kecamatan itu yang diduga sebagai endemi penyebaran anthrax pada tahun 2016 lalu. Harapan kita, agar semua hewan ternak aman dikonsumsi untuk keperluan hari raya qurban," kata Agus, Rabu (15/8).

Menurut Agus, dari 15 ribu dosis vaksin, sesuai rencana sudah dialokasikan di banyak desa yang ada di tiga kecamatan wilayah barat. Untuk Kecamatan Pringkuku meliputi Desa Ngadirejan dan Pringkuku. Kecamatan Punung meliputi Desa Piton, Bomo, Mendolo Kidul, Wareng, Mantren, dan Punung. Dan di Kecamatan Donorojo meliputi Desa Klepu, Sendang, Cemeng, dan Sekar.

"Kita juga persiapkan untuk beberapa desa lainnya, yaitu Desa Ploso, Kecamatan Punung dan Donorojo, Kecamatan Donorojo. Di beberapa desa tersebut sudah dilaksanakan sosialisasi," jelasnya.

Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...

Sementara Kepala Dinas Pertanian Pamudji mengungkapkan kendala dalam kegiatan vaksinasi anthrax tersebut. Di antaranya adanya peternak yang menolak hewannya disuntik vaksin anthrax.

"Akan tetapi jumlahnya relatif kecil. Paling untuk satu desa hanya ada satu, dua Peternak. Mereka masih perlu diberikan pemahaman. Sebab memang pernah ada kasus, usai divaksin hewan mereka mati. Kasus tersebut diduga akibat keterlambatan peternak menyampaikan informasi ke mantri hewan. Kalau cepat ditangani dengan penyuntikan obat yang bisa menetralisir kemungkinan tidak sampai seperti itu (mati)," imbuh Pamudji secara terpisah. (yun/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO