Tentara ISIS Berkekuatan 31.500 Militan

Tentara ISIS Berkekuatan 31.500 Militan repro: dw.de

LONDON (bangsaonline) - Kelompok militan Islamic State atau ISIS di Irak dan Suriah memiliki sekitar 20.000 hingga 31.500 anggota di lapangan, demikian perkiraan badan intelijen Amerika CIA, angka itu jauh lebih tinggi dari perkiraan semula.

Di antara mereka di Suriah, 15.000 diantaranya adalah para jihadis asing termasuk 2.000 orang Barat, yang bergabung dengan ISIS, demikian pernyataan CIA.

Baca Juga: Napiter WBP Lapas Surabaya Ucapkan Janji Setia kepada NKRI

Angka itu terungkap satu hari setelah Presiden Barack Obama bersumpah akan memperluas serangan atas para ekstrimis ISIS, rencana yang diramalkan berupa serangan udara baru di Suriah, memperluas serangan di Irak dan dukungan baru bagi pasukan keamanan Irak.

“CIA menilai ISIS bisa mengumpulkan antara 20.000 hingga 31.500 militan di seluruh Irak dan Suriah, berdasarkan kajian atas semua laporan sumber intelijen dari Mei hingga Agustus,” kata juru bicara CIA, Ryan Trapani dalam pernyataan.

“Jumlah baru ini merefleksikan bertambahnya anggota karena adanya rekrutmen yang lebih kuat sejak Juni menyusul suksesnya pertempuran dan deklarasi kekhalifahan, aktifitas medan perang yang semakin besar, dan tambahan intelijen,” kata dia.

Baca Juga: Komandan Al Qaida Tewas dalam Baku Tembak melawan Militer AS

Pejabat senior AS telah menyuarakan keprihatinan atas kehadiran jihadis asing diantara para ekstrimis Sunni yang memegang paspor Barat, berpotensi memungkinkan mereka kembali dari medan perang dan siap melakukan serangan teror di Eropa dan Amerika Serikat.

Militan ISIS telah merebut wilayah besar di Irak dalam beberapa bulan terakhir, mempertontonkan taktik brutal, dan merilis video berbagai eksekusi mengerikan, termasuk pemenggalan dua wartawan asal AS.

Gedung Putih menegaskan bahwa Presiden Barack Obama telah diberi wewenang untuk menyerang ISIS di Irak dan Suriah di bawah undang-undang yang diloloskan oleh Kongres setelah serangan 11 September 2001.

Baca Juga: Iran akan Serang AS, Jenderal Iran Qassem Suleimani Dibunuh dengan Drone atas Perintah Trump


AS Campur Tangan

Presiden Barack Obama akan menyerang Islamic State lewat misi anti-teror lebih luas ke wilayah Suriah, sementara pemerintahan persatuan Irak telah terbentuk dengan tekad menghadapi kelompok militan tersebut.

Baca Juga: Sore Tadi, Teroris ISIS asal Somalia Ledakkan Mobil, Lalu Tusuk Wajah Warga Melbourne sampai Mati

Rencana Obama yang lebih agresif – yang disebut para pejabat akan menyasar Islamic State atau ISIS secara lebih menyeluruh, tidak hanya untuk melindungi kepentingan Amerika atau membantu menyelesaikan bencana kemanusiaan – menggambarkan arah baru bagi presiden yang dulu berkampanye mengakhiri perang di Irak dan secara umum kelihatan enggan untuk menggunakan kekuatan militer sejak ia berkuasa pada 2009.

“Hampir semua negara di muka bumi punya peran yang harus dimainkan untuk melenyapkan ancaman ISIS dan kejahatan yang mereka tampilkan,” kata Menteri Luar Negeri John Kerry. Ia mengatakan negara-negara di seluruh dunia kini berusaha mengalahkan para militan dengan sebuah koalisi ”yang dibangun untuk bertahan selama berbulan-bulan, dan mungkin bertahun-tahun, ke depan.“

AS sejauh ini telah melancarkan lebih dari 100 serangan udara atas target ISIS di Irak, termasuk rangkaian serangan terbaru yang disebut militer sebegai sesuatu yang tidak biasa karena menewaskan banyak militan ISIS. Komando Pusat mengatakan serangan yang menyasar Haditha Dam, menurut juru bicara militer Mayor Curtis Kellogg, menewaskan antara 50 hingga 70 anggota ISIS.

Baca Juga: Miris! Begini Kondisi 13 Juta Anak-anak Negara Yaman yang Kelaparan karena Perang

Kini, setelah pemenggalan kepala atas dua wartawan AS, Obama mempertimbangkan perluasan serangan udara ke Suriah, yang selama ini menjadi tempat persembunyian ISIS. Obama sejak lama menghindari aksi militer ke Suriah, karena khawatir itu secara tidak langsung akan menguntungkan Presiden Bashar Assad . Namun juru bicara Gedung Putih Josh Earnest meyakini bahwa AS kemungkinan akan menuju kearah sana, dan mengatakan bahwa Obama akan ”pergi ke manapun yang diperlukan untuk menyerang mereka yang mengancam warga Amerika.”

Pemerintahan Baru

Sementara itu, parlemen Irak, hari Senin, menyetujui pembentukan pemerintahan nasional bersatu di bawah Perdana Menteri Haider al-Abadi dalam menghadapi ancaman Islamic State atau ISIS.

Baca Juga: ISIS Mengklaim Bertanggungjawab atas Pengeboman 3 Gereja di Surabaya

Menteri luar negeri AS John Kerry menyatakan pembentukan pemerintahan baru itu menandai pencapaian penting dalam perang melawan kelompok militan ISIS yang kini menguasai wilayah luas dari Suriah hingga Irak. Presiden Barack Obama juga menelepon PM al-Abadi untuk memberi selamat dan memuji upaya pemimpin baru Irak itu dalam membentuk pemerintahan baru.

Sumber: dw.de

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO