GRESIK, BANGSAONLINE.com - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerbang Gresik (GG) terus mencari terobosan untuk menjadikan desa-desa di Kabupaten Gresik menjadi mandiri.
Kali ini dengan mengadakan Diskusi Interaktif Gerakan Desa Mandiri Gresik 2021 bersama kepala desa di Hotel Pesona, Jalan Panglima Sudirman No. 1 Gresik, Minggu (16/9/2018). Turut hadir Tim Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Ponggok, Klaten, Jawa Tengah dan tim profil desa dan kelurahan (Prodeskel) Banyuwangi.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Pembina LSM GG, Nur Qolib menyatakan, diskusi interaktif yang melibatkan 70 kepala desa (kades) ini dilakukan untuk membantu pengembangan dan kemandirian desa. Program LSM GG, lanjutnya, telah mendapatkan dukungan dari pemerintah Kabupaten Gresik. Dalam 5 program prioritas tahun 2019, program kemandirian desa jadi salah satunya.
"Makanya, LSM GG terus menggugah dan mensupport desa-desa untuk membangun desanya menjadi mandiri," paparnya.
Dikatakan Qolib, LSM GG intens turba ke desa-desa untuk lakukan diskusi dengan kepala desa. Hasilnya, banyak persoalan yang terjadi. "Namun persoalan tersebut tak bisa diselesaikan GG sendiri. Butuh keterlibatan semua pihak, khususnya pemangku kebijakan pemerintah," terangnya.
Baca Juga: Anggaran BK dan Pokir DPRD Gresik Berkurang, Pemdes Slempit Gelar Musdes P-APBDes 2024
Qolib menjelaskan, fokus LSM GG dalam program ini memang desa. Sebab, dari 1,3 juta jiwa masyarakat di Kabupaten Gresik, 1,2 juta di desa. Sedangkan sisanya 100 ribu berada di kota.
"GG telah mendatangi 100 desa untuk mensupport agar menjadi Desa Mandiri. Ke depannya akan terus kami lakukan sehingga semua desa di Kabupaten Gresik mandiri," jelasnya.
Sedangkan salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memotivasi desa menjadi mandiri adalah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dan memperbaiki pelayanan cepat di pemerintahan desa (Pemdes).
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
"Makanya, GG menggandeng Tim BUMDes Ponggok dan Tim Prodeskel yang telah sukses membangun Bumdes dan tata kelola pelayanan pemerintahan di daerah mereka. Di Ponggok itu Bumdes dari hanya punya aset Rp 14 juta tahun 2009, pada tahun 2017 sudah tembus Rp 14 miliar," sebutnya.
Karena itu Qolib berharap ilmu yang diberikan dari Tim Bumdes Ponggok dan Tim Prodeskel bisa diadopsi desa-desa di Kabupaten Gresik.
Sementara Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Gresik, Indah Sofiana, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan LSM GG.
Baca Juga: Kebonagung, Desa Penghasil Jeruk Nipis dari Kota Pudak
"Apa yang dilakukan LSM GG sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Gresik yang menargetkan pada tahun 2021 desa mandiri bisa terwujud," katanya.
Melihat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2016-2021, ia yakin Bumdes di Kabupaten Gresik sudah terbentuk 100 persen. "Hingga tahun 2018 tinggal 7 desa yang belum ada BUMDes atau sudah terbentuk 99 persen lebih," terangnya.
Dia mengakui bahwa masih banyak dijumpai di pemerintahan desa (Pemdes) pelayanan yang berjalan belum sesuai harapan masyarakat. Hal ini dikarenakan selain masih terbatasnya jumlah personel, juga sumber daya manusia (SDM). Di desa-desa, perangkat tak lebih 15 orang. Sementara yang dilayani ada yang 300 ribu warga, ada yang lebih dari itu.
Baca Juga: Wujudkan Ketahanan Pangan, Kades Boboh Gresik Bagi Benih Padi ke Ratusan Petani
"Makanya perlu menggandeng sejumlah komponen untuk membantu. Dengan adanya LSM GG ini sangat membantu kebutuhan di desa," pungkasnya. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News