BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pasca aksi mogok mengajar yang dilakukan para guru honorer, sejumlah guru dan kepala sekolah yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se-Kabupaten Blitar menggelar rapat koordinasi. Berlangsung di aula Dinas Pendidikan Kabupaten, rapat koordinasi ini diwarnai hujan interupsi oleh sejumlah kepala sekolah.
Interupsi yang ditenggarai berawal dari kesalahpahaman ini, bahkan nyaris membuat rapat koordinasi ini ricuh. Beruntung ketua PGRI Kabupaten Blitar Munthohar yang menjadi pimpinan rapat bisa meredam suasana hingga rapat kembali kondusif.
Baca Juga: Ada Yel-Yel Cinta Mak Rini saat Pembinaan Kepsek dan Guru, Begini Penjelasan Kadindik Blitar
"Sejak awal sudah saya sampaikan bahwa mulai tanggal 24 guru honorer menggelar aksi mogok mengajar. Ini bukan perintah namun inisiatif mereka sendiri. Namun, kami sebagai wadah para guru memiliki kewajiban mengakomodir dan mengawal teman-teman dan memperjuangkan mereka agar profesi kami tidak ditunggangi kepentingan politik karena ini tahun politik. Namun karena adanya kesalahpahaman informasi yang diterima melalui pesan berantai WhatsApp, terjadilah seperti ini. Namun Alhamdulillah kami berhasil kembali menyamakan persepsi," jelas Ketua PGRI Blitar Munthohar, Selasa (25/9/2018).
Dalam rapat koordinasi itu, seluruh guru dan kepala sekolah yang berada di bawah naungan PGRI sepakat menuntut pemerintah untuk menambah kuota guru dalam seleksi CPNS 2018. "Kita satu arah satu tujuan untuk tenaga honorer demi pendidikan di Kabupaten Blitar," jelas Munthohar.
Menurut dia, meski aksi mogok mengajar mengakibatkan aktivitas belajar mengajar di sekolah menjadi tak maksimal. Namun aksi ini dirasa perlu, agar pemerintah mengetahui kebutuhan jumlah guru di setiap sekolah. "Kami minta agar kepala dinas menyampaikan hal ini pada bupati untuk selanjutnya bupati menyampaikan keluh kesah ini ke pusat," ungkap Munthohar.
Baca Juga: Bupati Rini Serahkan SK Penugasan Guru sebagai Kasek Jenjang SD dan SMP Dinas Pendidikan Blitar
Untuk diketahui selama tiga hari sejak 24 september hingga 26 September guru honorer menggelar aksi unjuk rasa. Dua hari pertama dilakukan di masing-masing UPTD. Sedangkan hari terakhir unjuk rasa akan dipusatkan di kantor Pemkab dan kantor DPRD Kabupaten Blitar.
"Guru honorer juga masuk sebagai anggota PGRI. Kami mendukung dan tidak akan membiarkan saudara, teman, dan anak-anak kami para honorer berjuang sendiri," pungkasnya. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News