SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sekretaris Daerah Provinsi Jatim, Dr. Ir. Heru Tjahjono didampingi Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jatim, Ir. Eddy Santoso, MM, secara resmi melaunching Ruang Komando dan sistem East Java Smart Province (EJSP). Peresmian itu dilakukan oleh di Kantor Diskominfo Jatim, Jl. A. Yani, Surabaya (28/9).
Sekdaprov Heru menyambut antusias peresmian ini. Menurutnya, kehadiran ruang komando dan sistem EJSP ini akan mendukung pengembangan ekonomi digital Jawa Timur dalam menyongsong era revolusi industri 4.0. Melalui EJSP ini, Jatim dapat mewujudkan sistem data digital yang terintegrasi.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
“Sistem data digital terintegrasi tersebut hadir dalam bentuk ruang komando yang dikelola Diskominfo Jatim, dengan kontributor data dari seluruh perangkat daerah di Jatim. Sehingga dapat saling berkomunikasi dan terhubung antar satu aplikasi dengan aplikasi lainnya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” katanya.
Mantan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim ini menambahkan, dalam era revolusi industri 4.0, ekonomi digital akan menjadi tulang punggung kemajuan suatu daerah. Karena itu, EJSP hadir untuk pemanfaatan ekonomi digital agar semakin optimal, khususnya pada sektor industri.
"Terutama pada sisi produksi, pembiayaan, dan pasar," jelasnya.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Sekdaprov Heru mencontohkan, salah satu fokus dari pemanfaatan ekonomi digital adalah di industri manufaktur. Hal ini karena industri manufaktur Jatim memiliki kinerja yang baik, dimana pada triwulan I Tahun 2018, industri manufaktur mikro dan kecil di Jatim tumbuh 14,42% atau berada diatas rata-rata nasional yang tumbuh 5,25%. Sedangkan untuk manufaktur sedang dan besar tumbuh 7,45% di atas rata-rata nasional 5,01%.
Tingkat pertumbuhan industri manufaktur ini terbukti mampu mengangkat PDRB Jatim menjadi Rp. 219 triliun pada tahun lalu. Dimana 92,48 persennya berasal dari masyarakat, dengan industri UMKM selaku penopang utama. Dengan memanfaatkan ekonomi digital, potensi besar UMKM yang dimiliki Jatim ini dapat dikembangkan sebagai produsen, bukan hanya sekadar trader.
“Ekonomi digital harus didorong untuk mampu menyediakan digital raw material atau informasi bahan baku digital. Jika proses digital raw material ini berjalan efektif, maka bisa mengurangi ketergantungan pada produk impor. Sehingga neraca perdagangan kita bisa surplus” ujarnya.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Dalam sambutannya, Kepala Diskominfo Jatim, Ir. Eddy Santoso, MM mengatakan, Ruang Komando dan Sistem EJSP ini bertujuan untuk mewujudkan sebuah sistem data digital yang terintegrasi, yakni sebagai ikhtiar menjadikan provinsi yang smart. Konsep smart province menjadi solusi untuk menciptakan pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel.
“Secara umum, sistem smart province yang dibangun ini memiliki 6 dimensi yaitu Smart Governance, Smart Economy, Smart Mobility, Smart Environment, Smart People dan Smart Living” katanya.
Pembangunan smart governance, lanjutnya, berorientasi pada tata kelola pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu dan saling terhubung antar satu aplikasi dengan aplikasi lainnya. Misalnya aplikasi pelayanan publik seperti perijinan dan administrasi rumah sakit harus terhubung dengan aplikasi kependudukan sebagai basis data.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
Smart economy, berfokus pada pembangunan aplikasi e-commerce dan marketplace yang terkoneksi dengan data ketersediaan bahan baku secara digital atau digital raw material. Hal ini penting untuk menyambut era revolusi industri 4.0 yang sudah di depan mata.
“Untuk itu pula smart economy dalam East Java Smart Province yang kita kembangkan ini, juga membangun aplikasi yang dapat mendukung pengambilan keputusan di bidang ekonomi seperti aplikasi untuk memprediksi inflasi dan monitoring ketersediaan dan harga bahan pokok” imbuhnya.
Eddy menambahkan, untuk Smart Environment, juga telah dibangun Sistem Informasi Geografis yang menyediakan informasi spasial di lingkungan Pemprov Jatim seperti informasi spasial sungai, daerah irigasi, infrastruktur pengairan serta informasi spasial curah hujan.
Baca Juga: Pembahasan Raperda APBD TA 2025 di DPRD Provinsi, Pj Gubernur Jatim: Siap Akselarsi Peningkatan PAD
Ke depan, lanjut mantan Kepala Bakorwil Malang ini, Pemprov Jatim akan terus melakukan inovasi di bidang TI. Salah satunya, membangun dan mengembangkan Data Center secara mandiri untuk menampung seluruh aplikasi yang telah dikembangkan setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Pembangunan Data Center tersebut juga telah dilengkapi dengan back-up system yang memadai berupa disaster recovery center (DRC). DRC ini akan mengambil alih fungsi data center ketika terjadi bencana. DRC ditempatkan pada lokasi terpisah dan terhindar dari kemungkinan bencana” pungkasnya.
Launching EJSP ini dihadiri oleh berbagai pihak, diantaranya Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur, Bupati Pamekasan, Staf Ahli Menteri Kominfo RI Bidang Teknologi, Ketua Asosiasi Dinas Kominfo Provinsi Se-Indonesia beserta seluruh Kepala Dinas Kominfo Provinsi Se-Indonesia, dan Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. (ian/rev)
Baca Juga: Cerita di Balik Lahirnya Majadigi, Upaya Pemprov Jatim Tingkatkan Layanan Digital Tiada Henti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News