Ketika Dua Keluarga Pahlawan Santri Berjumpa di Sumur Eksplorasi ENC-02

Ketika Dua Keluarga Pahlawan Santri Berjumpa di Sumur Eksplorasi ENC-02

SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Kegiatan pengeboran Sumur Eksplorasi ENC-02 milik Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT. Energi Mineral Langgeng (EML) di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, ternyata menyimpan banyak cerita. Salah satunya, perjumpaan dua keluarga besar pahlawan nasional asal Jawa Timur, yaitu keluarga KH Muhammad Hasyim Asy'ari dan Abdul Halim Perdanakusuma.

PT. EML adalah perusahaan yang dimiliki oleh Wakil Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin. Perusahaan ini mengelola wilayah kerja South East Madura Block, East Java.

Baca Juga: Pelaku Utama Skandal Korupsi Dana PI Migas PT WUS Sumenep Belum Tersentuh

Enam tahun lalu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), dalam sambutannya pada peresmian penajakan Sumur Eksplorasi ENC-01 PT. EML mengatakan, sumur tersebut adalah sumur migas pertama di Indonesia yang dimiliki oleh santri.

"Ananda Kikin ini adalah keponakan saya. Neneknya adalah kakak tertua ayah saya. Jadi, ibunya adalah sepupu saya. Ini sumur minyak dan gas pertama di Indonesia yang dimiliki oleh santri," kata kiai alumnus Institut Teknologi Bandung itu, Selasa (3/4/2012).

Kikin adalah putra KH Mahfudz Anwar dari Pondok Pesantren Seblak, Jombang, yang dikenal sebagai ahli falak. Neneknya, Nyai Hj. Khoiriyah Hasyim, adalah putri tertua Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari yang diperistri oleh KH. M Ma'shum Ali (ahli ilmu alat atau nahwu dan shorof, falak, fikih, dan hadits).

Baca Juga: Bakar Gas Sumur ENC-02 Sumenep, EML Buat Selebaran Edukasi

"Saya bersyukur karena sekarang ada santri yang punya sumur minyak sendiri. Selama ini kebanyakan santri kan baru bisa jual minyak eceran," kelakar Kiai alumnus Institut Teknologi Bandung diiringi tawa hadirin.

Setelah melakukan pemboran Sumur Eksplorasi ENC-1, enam tahun yang lalu, PT. EML pun melanjutkan kegiatan eksplorasinya dengan melakukan pemboran Sumur Eksplorasi ENC-02 menggunakan Rig RDN 101 milik PT. Roda Drilling Nusantara (RDN). Penajakan sumur kedua ini dilakukan pada tanggal cantik, 9 September (9-9-2018) lalu.

Baca Juga: Pembakaran Gas Sumur ENC-02 Jadi Tontonan Warga Sumenep

"Rig RDN 101 yang digunakan untuk pemboran Sumur Eksplorasi ENC-02 ini dimiliki oleh keluarga besar Abdul Halim Perdanakusuma, pahlawan nasional yang diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Kota Sumenep. Ayah mertua saya adalah kakak dari Om Halim, yang merupakan anak kedua dari R. Bahauddin Wongsotaruno," ungkap Mohamad Nur Hidayat, Direktur Utama PT RDN kepada wartawan, Kamis (25/10/2018) sore.

Karena latar belakang keluarga itu, boleh dikata perusahaan dan rig ini adalah milik pribumi Sumenep. "Pribumi dalam arti warga negara Indonesia yang aslinya berasal dari Sumenep," tutur lulusan S-1 Teknik Geologi ITB ini.

Secara teknik, rig berkapasitas 2.000 tenaga kuda (horse power) itu mampu mengebor hingga kedalaman 6.000 meter. "Kami sangat bersyukur kepada Alloh SWT dan senang karena mempunyai kesempatan membangun kampung halaman kami bersama PT. EML," kata peraih gelar master dari Kyoto University Jepang ini.

Baca Juga: KKKS EML Gandeng Lazisnu Lanjutkan Kebersamaan dengan Yatim Piatu

"Kami berharap, Pulau Madura, khususnya Kabupaten Sumenep, dapat lebih maju dan mandiri, khususnya dalam infrastruktur energi, baik listrik maupun bahan bakar minyak," harapnya.

Sebelumnya, General Manager PT. EML Sopandi Tossin mengungkapkan, pemilik rig yang digunakan untuk kegiatan pemboran Sumur Eksplorasi ENC-02 adalah warga asli Sumenep. Hal itu diungkapkan Sopandi saat memberikan sambutan dalam upacara tajak sumur yang berlangsung pada Ahad, 9 September 2018 lalu.

Manajer Senior Operasi SKK Migas Jabanusa Indra Zulkarnain yang hadir dalam kesempatan tersebut mengaku sempat terkejut setelah mengetahui pemilik rig yang digunakan dalam pemboran Sumur Eksplorasi ENC-02 adalah warga asli Sumenep.

Baca Juga: Rayakan Tahun Baru Hijriah, SKK Migas-EML Santuni Yatim Piatu

Menurut Indra, karena rignya milik orang Sumenep, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sumur ini bisa dibilang 100 persen. "Dari situ saja, investasinya kembali lagi ke warga yang berasal dari Kabupaten Sumenep," ungkapnya.

Banyak pihak berharap, perjumpaan dua keluarga pahlawan nasional berlatar belakang santri ini akan membawa kemaslahatan untuk Kabupaten Sumenep dan Pulau Madura. Semoga. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO