Demi Kesejahteraan, Jokowi Tegaskan Tak Ada Muatan Politis dalam Digratiskannya Jembatan Suramadu

Demi Kesejahteraan, Jokowi Tegaskan Tak Ada Muatan Politis dalam Digratiskannya Jembatan Suramadu Presiden Joko Widodo saat menyampaikan sambutan dalam peresmian penghapusan tarif tol jembatan Suramadu. foto: FAUZI/ BANGSAONLINE

BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Presiden Joko Widodo menegaskan tidak ada muatan politis dalam kebijakannya menggratiskan tol jembatan Suramadu (Surabaya-). Hal ini disampaikannya saat memberikan sambutan peresmian penghapusan tarif tol Suramadu.

"Tidak ada hubungannya dengan politik, justru terkait perekonomian, kesejahteraan, keadilan untuk masyarakat . Jika mau dikaitkan dengan politik, maka saya ambil kebijakan atau keputusan nanti pada bulan Maret 2019," tutur Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik

Dalam kesempatan itu, ia memaparkan bahwa tujuan awal jembatan Suramadu adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi . Namun, hampir sepuluh tahun sejak jembatan beroperasi (2009), ternyata belum mampu memberikan dampak pertumbuhan ekonomi secara signifikan di wilayah .

"Ketimpangan dan pertumbuhan perekonomian tetap belum mampu bersaing dibanding Surabaya, Sidoarjo, dan Gersik. Angka kemiskinan di tiga kabupaten itu sudah turun di angka 4-7 persen, sedangkan di masih berada di 16-23 persen," ungkap Presiden.

Atas dasar itulah, mengaku pihaknya akhirnya memutuskan menghapus tarif tol jembatan Suramadu.

Baca Juga: Tak Cukup Bukti, Bawaslu Bangkalan Hentikan Kasus Dugaan Pelanggaran Tindak Pidana Pemilu

Selain itu, memaparkan bahwa kebijakan tersebut juga atas desakan masyarakat mulai dari Bupati, Ulama, Tokoh Agama, Kyai dan IKAMA. "Atas usulan dan desakan dari berbagai elemen masyarakat lagi, maka hari ini saya memutuskan jalan akan menajdi jembatan non Tol biasa. Keputusan ini diambil, atas keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya masyarakat ," terangnya.

Sementara disinggung biaya pemeliharaan jika tarif digratiskan, menjelaskan bahwa Negara tidak berpikir untung dan rugi. "Negara akan melakukan apa saja terkait keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat, di mana keuntungannya dan benefitnya ada di masyarakat. Pemasukan ke negara dari jembatan Suramadu selama ini kurang lebih 150 miliar per tahun. Harapannya dengan digratiskannya jembatan ini bisa membangkitkan ekonomi, sehingga tidak telalu timpang dengan Surabaya, agar nantinya banyak turis masuk, pembangunan properti dan investor. Dan, bertambahnya dan terbuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya sehingga jika ada investor mau investasi di tidak berpikir panjang terkait ongkos transportasi, biaya logistik yang membebaninya, karena memiliki potensi untuk mengembangkan wisata, properti, dan sektor pertanian," paparnya.

Pada peresmian jembatan Suramadu menjadi jembatan Non tol biasa ini, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Staf Khusus Presiden Johan Budi, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono.

Baca Juga: Pj Bupati Bangkalan, Kadispora dan EO Ramai-Ramai Minta Maaf Atas Insiden Pembukaan POPDA Jatim

Selain itu, turut hadir Bupati dan Wakil Bupati, Ketua DPRD , jajaran Ulama dan tokoh agama Surabaya. (uzi/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Presiden Jokowi Unboxing Sirkuit Mandalika, Ini Motor yang Dipakai':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO