SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Munculnya kondisi tinggi badan yang rendah pada anak karena beberapa sebab. Termasuk, akibat peran orang tua dan keluarga yang belum maksimal. Kasus stunting menjadi ancaman serius bagi anak-anak Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
"Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jatim memiliki peran krusial dalam memberikan edukasi terhadap orang tua," terang Kepala BKKBN Provinsi Jatim, H Yenrizal Makmur di hadapan awak media di Surabaya, Rabu (14/11).
Baca Juga: Panas! Saling Sindir soal Stunting hingga 'Kerpek' Catatan Warnai Debat Terakhir Pilbup Jombang 2024
Ia mengatakan, dalam mengatasi stunting, peran BKKBN dalam mengasuh orang tua dan memprioritaskan kehidupan keluarga sangat dibutuhkan. Pihaknya telah memiliki konsep dalam penanggulangan stunting, baik dalam tahap pencegahan dan juga penanganan.
Yenrizal menjelaskan bahwa dalam hal pencegahan stunting yakni memberikan pendampingan kepada ibu dan balita 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Sementara, dalam hal penanganan berupa stimulasi pengasuhan dan pendidikan berkelanjutan.
Terkait hal membeberkan wilayah penanganan stunting tahun 2018 ada 1.000 desa di 100 Kabupaten/Kota. Untuk Jatim, kata dia, 110 Desa di 11 Kabupaten/Kota.
Baca Juga: Sambut Hari Kesehatan Nasional ke-60, Dinkes Kota Batu Bidik Sekolah Gelar Aksi Bergizi
"Nah, salah satu program BKKBN dalam pengasuhan orang tua adalah Kampung KB. Kampung KB memiliki layanan teknis mulai dari posyandu, konseling pra nikah hingga pemberdayaan ekonomi keluarga dan pengasuhan orang tua," jelasnya.
Jadi, kata dia, mulai dari remaja sudah diperkenalkan dengan stunting dan BKKBN akan mendorong supaya orang tua dan remaja memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah tersebut.
Dari data yang ada, sekitar 37,2 persen (hampir 8 juta) anak balita di Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini membuat Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar di dunia.
Baca Juga: Pemkot Pasuruan Meriahkan Hari Ikan Nasional dengan Lomba Masak dan Senam Gemarikan
Pada kesempatan sama, Kepala Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi BKKBN Jatim, Maria Ernawati mengatakan, pembentukan kampung KB sudah mencapai 725 dan sudah tersebar di 38 kabupaten/kota. Pada tahun 2018 ini ditargetkan ditambah 625 kampung KB yang diprioritaskan untuk daerah terluar.
“Sampai September kemarin sudah tercapai 513 Kampung KB. Sisanya bisa terkejar di akhir bulan,” terangnya.
Menurutnya, ada lima faktor keberhasilan Kampung KB antara lain komitmen yang kuat dari pemangku kebijakan di semua tingkat. Meningkatkan jumlah program lintas sektor di kampung KB.
Baca Juga: Satgas TMMD 122 Gandeng Pemkab Kediri Gelar Workshop Olahan Makanan Sehat
"Selain itu juga meningkatkan capaian program KKBPK. Semangat dan dedikasi para pengelola program KKBPK di lini lapangan serta partisipasi aktif masyarakat," pungkasnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News